优游国际

Baca berita tanpa iklan.

Susu Ikan Dinilai Tidak Bisa Jadi Pengganti Susu Sapi, Ini Alasannya

优游国际.com - 11/09/2024, 16:10 WIB
Krisda Tiofani,
Ni Nyoman Wira Widyanti

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Ahli Ilmu dan Teknologi Susu, Dosen Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor (IPB), Epi Taufik menuturkan, penamaan "susu ikan" untuk produk ekstraksi daging ikan oleh pemerintah, tidak tepat.

Bahkan, menurut dia, bila diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris, fish milk pun belum umum dikenal di dunia.

Baca juga: 

Susu ikan seharusnya datang dari jenis mamalia. Misalnya, paus dan lumba-lumba, bukan dari hasil ekstraksi protein ikan.

"Istilah susu untuk hidrolisat protein ikan ini kurang tepat. Saya tidak anti, cuma ini membuat bingung," kata Epi ketika dihubungi 优游国际.com, Selasa (10/9/2024).

Lebih baik, kata Epi, ikan yang akan diekstrak menjadi "susu bubuk", diolah menjadi makanan seperti biasa saja. Baik itu digoreng, dibakar, maupun dimasak dengan metode lainnya.

Bila demikian, gizi ikan bisa dikonsumsi dalam jumlah penuh tanpa hilang karena proses ekstraksi.

"Jangan mengatakan 'susu ikan' menjadi alternatif susu sapi atau susu kambing karena tidak siap dan keliru. Kalau mau, ya jadi menu makanan saja. Terserah mau dimasak apa saja," jelas Epi.

"Kalau nanti badan gizi setuju, ya bukan disebut sebagai susu ikan," tambah dia.

Baca juga: Susu Ikan dan Susu Sapi, Mana yang Lebih Bergizi?

Ilustrasi segelas susu.Dok. Pexels/Charlotte May Ilustrasi segelas susu.

Sejauh ini, hanya ada 16 jenis produk pangan dalam daftar Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Susu dan turunannya terdaftar di poin pertama produk pangan BPOM.

Namun, menurut Epi, hidrolisat protein ikan tidak bisa masuk ke dalam jenis produk pangan susu dan turunannya.

"Saya tidak anti dengan produknya. Sebut saja sebagai hidrolisat protein ikan. Lebih  problematik ketika dikatakan dapat menggantikan susu sapi di program makan gratis dan susu gratis," terangnya.

Baca juga:

Khawatir akan mahal

Selanjutnya, dibandingkan dengan peternakan sapi yang sudah siap di Indonesia, peralatan produksi "susu ikan" tidak seumum peternakan sapi di Indonesia.

Hal tersebut memicu kekhawatiran baru soal dana produksi atau harga "susu ikan" yang akan dikonsumsi oleh anak-anak Indonesia.

Ia juga mempertanyakan kemampuan produksi "susu ikan" yang diperkirakan bisa membantu memenuhi angka konsumsi susu di Indonesia.

"Terus kebutuhannya kan jutaan, bagaimana membuat alatnya? Sebesar apa?" tambah dia.

Baca juga: Minuman Kumys khas Asia Tengah dari Susu Kuda, Apakah Halal?

 
 
 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita 优游国际.com WhatsApp Channel : . Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan.
Baca berita tanpa iklan.
Komentar
Baca berita tanpa iklan.
Close Ads
Penghargaan dan sertifikat:
Dapatkan informasi dan insight pilihan redaksi 优游国际.com
Network

Copyright 2008 - 2025 优游国际. All Rights Reserved.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses 优游国际.com
atau