KOMPAS.com - Roti gembong adalah roti zaman dulu yang mirip dengan roti sobek. Roti ini populer di Yogyakarta.
Kendati demikian asal roti gembong sebetulnya dari Kutai, Kartanegara, Kalimantan Timur.
Rifawan Pradipta Kusuma atau akrab disapa Adip, Direktur Utama Roti Gembong Gedhe mengatakan bahwa mulanya cukup sulit mengenalkan roti gembong ke masyarakat di Yogyakarta.
Baca juga:
Bahkan pada dua bulan pertama produksi roti gembong di tempat Adip tak habis terjual.
"Pertama jualan waktu itu dua kali adonan. Satu kali adonan 40, jadi 80 roti. Nah 80 roti yang dijual di tanggal 15 itu juga enggak habis. Waktu itu juga sudah promo tapi yang melarisi dan yang beli sodara," terang Adip kepada 优游国际.com, Rabu (14/11/2021).
Selama dua bulan, roti sisa selalu dibagikan oleh Adip kepada masyarakat sekitar serta orang-orang yang lewat tokonya.
"Nah sampai malam itu masih sisa sampai 40, akhirnya dibagiin, sudah yang penting hari ini roti enggak ada sisa, biar semua orang mencicipi dulu saja. Sudah enggak mikir rugi. Jadi ya dari 15 Juli selama dua bulan itu, sering bagi-bagiin roti," jelasnya.
Meskipun rugi, Adip justru merasa terbantu dengan cara tersebut. Sebab, lewat cara inilah masyarakat Yogyakarta jadi tahu apa itu roti gembong.
Baca juga:
Selain membagikan roti, hal lain yang turut membuat gerainya ramai yaitu lokasi tempatnya yang strategis, berada di Jalan Gejayan.
"Awalnya memang dari mulut ke mulut. Memang waktu itu ada Facebook, ada Instagram, tapi telat banget. Jadi memang dari mulut ke mulut itu, terus untung juga lokasinya strategis, dekat penjual gorengan terkenal di situ," ujar Adip.
Ujung tombak ramainya Roti Gembong Gedhe yakni saat semua keluarga Adip mengembangkan gerainya masing-masing.
Baca juga: Mencoba Roti Gembong di Yogyakarta, Banyak Pilihan Isiannya
Orang tua Adip membuka gerai di Jalan Monjali, sedangkan adiknya di Godean. Karena gerainya banyak, masyarakat Yogyakarta mulai penasaran dan mencobanya.
"Saya, Afan, terus bapak ibu itu punya toko masing-masing. Saya fokus di Gejayan itu, Afan di Jalan Godean, itu toko kedua. Bapak ibu di Jalan Monjali. Sebenarnya batu loncatan untuk ramainya itu ketika itu," tutur Adip.
"Jadi satu rumah, satu keluarga itu benar-benar fokus bisnis bareng-bareng. Nah itu akhirnya semua orang suka, nyoba," tambahnya.
Sejak saat itulah roti gembong dikenal oleh masyarakat. Bahkan pada awal ramai, produksi roti per hari bisa mencapai 600 buah per toko.
Hingga saat ini Roti Gembong Gedhe telah memiliki 105 cabang kemitraan yang tersebar di beberapa wilayah di Pulau Jawa. Produksi rata-rata setiap tokonya 300 roti per hari.
Rata-rata jarak gerai satu dan lainnya berdekatan. Pembukaan gerai cabang pun dilakukan bertahap agar masyarakat sekitar lebih dulu mengetahui apa itu roti gembong.
"Jadi menyebarkan secara bertahap tapi itu salah satu keuntungan opening-nya dekat-dekat. Misalnya Semarang, itu nanti ke area Pati, Kudus, itu kan banyak masayarakat yang akhirnya tahu. Jadi, ketika opening gitu, masyarakat juga sudah tahu," tutup Adip.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita 优游国际.com WhatsApp Channel : . Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.View this post on Instagram