JAKARTA, KOMPAS.com - Sebanyak 14 kasus kecurangan ditemukan selama dua hari pelaksanaan Seleksi Nasional Penerimaan Mahasiswa Baru (SNPMB) 2025.
Belasan kasus kecurangan tersebut setelah panitia SNPMB 2025 melakukan pemantauan di lapangan dan di internet.
"Kasus kecurangan itu terjadi sejak tanggal 23 April. Ada 9 kasus yang tercatat. 24 April, ada 5 kasus," kata Ketua Umum Penyelenggara SNPMB 2025, Eduart Wolok dalam Youtube SNPMB 2025.
Eduart mengatakan, jumlah kasus kecurangan tersebut masih relatif sedikit. Namun, pihaknya tak menutup mata terkait penemuan kasus kecurangan tersebut.
"Kami terus melakukan pendalaman (temuan kecurangan). Karena ternyata, modus-modus (kecurangan) terus berubah. Bahkan ada yang menggunakan berbagai macam teknologi," tambah Eduart.
Adapun kecurangan tersebut mulai dari mengambil soal UTBK SNBT menggunakan teknologi dari mulai perantara hardware, software, recording desktop, lewat handphone maupn cara konvesional. Ada juga pihak yang mencoba cara remote desktop untuk mencurangi ujian UTBK SNBT 2025.
Modus kecurangan baru saat UTBK SNBT 2025 juga bisa teridentifikasi. Peserta UTBK SNBT 2025 menggunakan kamera yang dipasang di behel gigi.
Baca juga: UTBK SNBT 2025, Cara UGM Antisipasi Kecurangan Peserta Disabilitas
Penggunaan kamera di behel tersebut dilaporkan oleh netizen di media sosial X dan telah dikonfirmasi kebenarannya oleh panitia SNPMB.
"Saat ini kita menemukan ada kamera yang dipasang di behel gigi, ada yang di kuku, ikat pinggang, bahkan di kancing. Ini tentu kita juga ikut meningkatkan (pengawasan) ternyata ketika kita menggunakan metal detector, ada juga pihak-pihak yang menggunakan teknologi yang tak bisa terdeteksi metal detector," kata Eduart.
Kecurangan tersebut dilakukan demi memperoleh soal UTBK 2025 secara tidak sah. Eduart mengatakan, pihaknya melakukan investigasi terkait adanya kamera-kamera yang dipasang di behel gigi maupun tempat-tempat lain.
"Kami menyayangkan dan mengutuk cara-cara seperti ini karena ini sebenarnya mengajarkan hal yang tak baik untuk peserta UBTK. Kalau kita ingin mengubah masa depan dan melalui tes ini harus dengan cara yang baik, bukan dengan cara yang tak baik," tambah Eduart.
Selain itu, panitia SNPMB juga berencana untuk menempuh jalur hukum terkait kecurangan yang terjadi pada pelaksanaan Ujian Tulis Berbasis Komputer Seleksi Nasional Berbasis Tes (UTBK SNBT) 2025.
Pelaku kecurangan pada UTBK SNBT 2025 akan terancam bisa dipidana jika terbukti melakukan kecurangan yang terstruktur.
"Kami tadi malam sudah rapat dan akan mengambil sikap kepada kecurangan yang terstruktur dan disengaja dengan modus yang clear untuk mencurangi untuk membawa ke ranah hukum," ujar Eduart.
Baca juga: Cerita Ade, Libur Jualan di Kantin BNN untuk Anak Ikut UTBK Kali Kedua
Eduart mengatakan, langkah hukum tersebut diharapkan bisa memberi efek jera bagi para pihak yang ingin mencoreng pelaksanaan UTBK 2025. Ia menegaskan, keputusan untuk mengambil langkah hukum akan diambil setelah penyelenggaraan UTBK SNBT 2025 telah selesai.
"Kami tentu akan melakukan investigasi atas terhadap seluruh kejadian yang terjadi dan juga kita akan evaluasi sebelum mengambil langkah lebih lanjut yang kita anggap penting dan perlu untuk menjaga integritas UTBK ini," tambah Eduart.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita 优游国际.com WhatsApp Channel : . Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.