优游国际

Baca berita tanpa iklan.

Benarkah Konsumsi Jangka Panjang Obat Pereda Nyeri Picu Gagal Ginjal? Ini Penjelasan Guru Besar UGM

优游国际.com - 17/04/2025, 11:45 WIB
Alicia Diahwahyuningtyas,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Unggahan video yang menyebutkan efek samping konsumsi obat pereda nyeri atau obat analgesik dalam jangka panjang, ramai di media sosial.

Video tersebut diunggah di akun TikTok @ban*** pada Sabtu (12/4/2025).

Dalam unggahannya, pemilik akun menuliskan salah satu efek minum obat analgesik jangka panjang yaitu bisa menyebabkan gagal ginjal.

Ia juga menyebutkan beberapa jenis obat analgesik yang berbahaya bagi ginjal, salah satunya golongan Nonsteroidal Anti-inflammatory Drugs (NSAID) seperti ibuprofen.

"Akibat Minum obat analgesik Dalam Jangka panjang, bisa menyebabkan Gagal Ginjal," tulisnya.

Sebagai informasi, analgesik merupakan obat yang digunakan untuk mengurangi atau menghilangkan rasa sakit, yang juga disebut sebagai painkiller.

Obat ini biasanya digunakan untuk meredakan gejala nyeri otot, sakit gigi, sakit kepala, radang sendi, nyeri karena cedera, atau perawatan pascaoperasi.

Lantas, benarkah konsumsi obat analgesik atau pereda nyeri dalam jangka panjang bisa menyebabkan gagal ginjal?

Baca juga: Benarkah Paracetamol Bisa Sebabkan Kerusakan Hati dan Gagal Ginjal? Ini Penjelasan Guru Besar UGM


Efek samping konsumsi obat pereda nyeri

Guru Besar Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada (UGM), Zullies Ikawati mengatakan, penggunaan analgesik atau obat pereda nyeri dalam jangka panjang, meskipun tidak berlebihan dan sesuai dosis, tetap memiliki potensi efek samping.

Menurut Zullies, efek samping dari obat pereda nyeri ini bisa terjadi terutama jika digunakan secara terus-menerus tanpa pemantauan medis.

Efeknya bisa berbeda, tergantung jenis analgesik yang digunakan, terutama antara paracetamol (acetaminophen) dan NSAID seperti ibuprofen, diclofenac, atau naproxen.

Ia menjelaskan, paracetamol bekerja terutama di sistem saraf pusat untuk menurunkan ambang nyeri dan menurunkan demam. Namun, obat ini tidak memiliki efek antiinflamasi kuat seperti NSAID.

"Efek samping jangka panjangnya lebih ke arah kerusakan hati (hepatotoksisitas) sebagai risiko utama," ujarnya kepada 优游国际.com, Kamis (17/4/2025).

Efek samping ini terjadi terutama jika dikonsumsi dalam dosis tinggi (>4 gram/hari) atau dikombinasikan dengan alkohol atau obat hepatotoksik lainnya.

Namun, kata Zullies, pada dosis terapeutik dan tidak melebihi anjuran, risiko ini relatif rendah.

Baca juga: 7 Risiko Minum Obat Asam Lambung Antasida Terlalu Sering, Apa Saja?

Halaman:


Baca berita tanpa iklan.
Baca berita tanpa iklan.
Komentar
Baca berita tanpa iklan.
Close Ads
Penghargaan dan sertifikat:
Dapatkan informasi dan insight pilihan redaksi 优游国际.com
Network

Copyright 2008 - 2025 优游国际. All Rights Reserved.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses 优游国际.com
atau