优游国际

Baca berita tanpa iklan.

Kisah Ramadhan dari Diaspora Indonesia di Norwegia dan Jerman

优游国际.com - 06/03/2025, 17:15 WIB
Chella Defa Anjelina,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Ramadhan adalah bulan yang penuh berkah bagi umat Islam, termasuk bagi warga negara Indonesia (WNI) yang tinggal di luar negeri.

Walau jauh dari Tanah Air, para diaspora tetap menjalankan ibadah puasa dengan penuh semangat, meski perbedaan waktu membuat durasi puasa sedikit berbeda dengan Indonesia.

Bagi mereka yang merantau ke negara dengan mayoritas non-muslim, berbuka puasa bersama keluarga atau komunitas menjadi cara menjaga kebersamaan.

Seperti kisah Indri Desiati dan Anggita Dewayani, diaspora muslim Indonesia yang kini menetap di Tanah Eropa.

Bagaimana cerita Ramadhan di sana?

Baca juga: Kisah Sahat Situmorang, WNI Pemilik Bus Bertuliskan Pulang Malu Tak Pulang Rindu di Jepang

Puasa 14 jam di Norwegia

Indri Desiati, wanita asal Surabaya, Jawa Timur ini sudah menetap selama hampir delapan tahun di Trondheim, Norwegia dan kini tengah menempuh pendidikan doktoral di Norwegian University of Science and Technology (NTNU).

Ia ingat saat pertama kali datang ke negara Skandinavia ini pada 2017. Kala itu, ia harus berpuasa hingga 20 jam karena bertepatan dengan musim panas.

Untungnya, tahun ini Ramadhan jatuh tepat di musim dingin sehingga durasi puasa tidak jauh berbeda dengan Indonesia.

"Untuk waktu puasa di Trondheim tergantung musimnya. Seperti tahun ini Ramadhan berlangsung di musim dingin jadi puasanya sekitar 13 sampai 14 jam," kata Indri kepada 优游国际.com, Rabu (5/3/2025).

Sama halnya dengan waktu masuknya shalat. Indri menuturkan, saat ini subuh di Throndheim jatuh pada pukul 04.34, dzuhur pukul 12.30, ashar 15.39, maghrib pukul 17.51, dan isya pukul 20.18.

Baca juga: Bagaimana Hukum Tidur Seharian Saat Puasa Ramadhan?

Karena lebih dari 60 persen penduduk di Norwegia adalah non-muslim, suasana Ramadhan di kota tempat ia tinggal tidak seramai saat Natal. 

Namun, kegiatan berbuka puasa bersama komunitas Muslim dan teman-teman seperjuangan dari Indonesia cukup mengobati kerinduan Indri akan suasana Ramadhan.

"Komunitas Muslim Sabtu ini ada buka puasa bersama dari remaja masjid, biasanya 200-300 orang datang. Komunitas Indonesia juga ada buka puasa bersama minggu ini," ungkapnya.

Acara buka puasa bersama komunitas Muslim internasional ini dilakukan di masjid dengan membawa hidangan khas dari masing-masing negara.

Tak hanya sekedar makan bersama, kata Indri, acara juga diisi dengan hiburan, kuis, penampilan anak-anak, dan pembacaan Al Quran.

Halaman:
Baca tentang


Baca berita tanpa iklan.
Baca berita tanpa iklan.
Komentar
Baca berita tanpa iklan.
Close Ads
Penghargaan dan sertifikat:
Dapatkan informasi dan insight pilihan redaksi 优游国际.com
Network

Copyright 2008 - 2025 优游国际. All Rights Reserved.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses 优游国际.com
atau