KOMPAS.com - Asosiasi Medis India (IMA) telah mengirimkan surat kepada Perdana Menteri (PM) India, Narendra Modi pada Minggu (18/8/2024), buntut kasus pemerkosaan dan pembunuhan seorang dokter residen di Kolkata, India.
Asosiasi tersebut menuntut keselamatan dan hak yang sangat mendasar bagi para tenaga medis, yakni hak untuk hidup, dilansir dari Times of India.
Mereka mendesak PM Modi untuk memenuhi beberapa tuntutan, termasuk Undang-Undang (UU) Pusat dan keamanan.
Diketahui, kematian dokter residen di Kolkata memicu aksi mogok nasional para dokter hingga menyebabkan rumah sakit lumpuh.
Baca juga: Picu Aksi Protes Besar-besaran, Berikut Kronologi Pembunuhan Seorang Dokter Residen di India
Beberapa tuntutan tersebut di antaranya adalah protokol rumah sakit yang harus setara dengan bandara.
Mereka menuntut rumah sakit menjadi zona aman bagi tenaga medis, serta perlunya CCTV, personel keamanan, dan protokol lainnya.
Jam kerja panjang tenaga kesehatan dan minimnya tempat istirahat yang aman juga tak luput dalam sorotan IMA.
IMA meminta adanya perbaikan menyeluruh terhadap kondisi kerja dan kehidupan para dokter residen.
Mereka juga menuntut investigasi kejahatan profesional dalam jangka waktu tertentu dan penegakan keadilan.
Selain itu, IMA juga mendesak agar pemerintah memberikan kompensasi yang tuntas dan setimpal kepada keluarga korban.
Baca juga: Kasus Pemerkosaan dan Pembunuhan Dokter Residen Picu Aksi Protes Besar di India
Kementerian Kesehatan dan Kesejahteraan Keluarga India menyatakan, pemerintah akan membentuk komite untuk mengusulkan langkah-langkah keselamatan.
Langkah tersebut dilakukan karena meningkatnya serangan terhadap tenaga kesehatan akhir-akhir ini.
Pemerintah juga mendesak para dokter yang berunjuk rasa untuk melanjutkan tugas mereka, mengingat kasus demam berdarah dan malaria sedang meningkat.
“Mengingat kekhawatiran yang diungkapkan oleh IMA dan kementerian, kami akan membentuk komite untuk menyelesaikan semua tindak kejahatan dan memastikan keselamatan para profesional kesehatan," kata pemerintah dalam sebuah pernyataan.
"Perwakilan dari semua pemangku kepentingan (termasuk pmerintah negara bagian) akan diundang untuk menyampaikan saran mereka kepada IMA,”sambungnya.
Baca juga: Mengeluh Sakit Perut, Pria di India Ternyata Punya Rahim