KOMPAS.com - Pengamat burung dari Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta Rury Eprilurahman buka suara soal aksi kreator konten Saaih Halilintar melepaskan burung lovebird di alam liar.
Sebelumnya, beredar video anak keenam dari pasangan Halilintar Anofial Asmid dan Lenggogeni Faruk tersebut melepaskan burung lovebird yang dibelinya dari sebuah toko di pinggir jalan, sebagaimana diunggah akun Instagram , Rabu (10/7/2024).
Menurut pengamat dengan spesialisasi Sistematika Hewan dan Ornitologi ini, anggota keluarga Halilintar tersebut salah memilih jenis burung apabila ia ingin melepas-liarkannya di alam karena lovebird bukan satwa asli Indonesia.
“Sebaiknya lovebird tidak dilepas di alam liar karena bukan burung asli Indonesia. Setahu saya lovebird dari Afrika dan Madagaskar. Burung tersebut khusus diimpor dan diperjualbelikan untuk hewan peliharaan,” ujar Rury ketika dihubungi ÓÅÓιú¼Ê.com, kamis (11/7/2024).
Baca juga: Flu Burung Mematikan Dapat Menular ke Kucing, Apa yang Harus Dilakukan Pemilik Hewan?
Rury menjelaskan, burung lovebird sebenarnya bisa dilepas di alam liar, namun tergantung pada lokasinya.
Bila burung tersebut dilepas di wilayah yang pasokan makanannya cukup, maka hewan ini mampu bertahan hidup.
“Tapi jika dilepas di perkotaan maka kemungkinan burung tersebut akan kembali ke lokasi pedagang burung, atau mencari burung-burung serupa yang dipelihara warga,” jelas Rury.
Ia menerangkan, kebanyakan burung lovebird memakan biji-bijian, namun terkadang juga buah dan makanan pendamping lain.
Burung paruh bengkok tersebut mempunyai sifat suka menggerogoti kayu untuk mengasah paruhnya supaya tidak overgrow atau tumbuh terlalu panjang.
Apabila burung lovebird mampu bertahan hidup setelah dilepasliarkan, hewan ini akan menjadi spesies asing invasif.
Baca juga: Video Burung Hinggap di Sarang Semut Disebut untuk Membersihkan Diri, Benarkah?
Rury menjelaskan, lovebird memiliki beberapa keunikan, salah satunya adalah burung ini memiliki perilaku sosial berpasangan.
Sebagai burung dengan habitat asli di Afrika dan Madagaskar, lovebird yang dipelihara sebaiknya diletakkan di kandang yang luas dan disediakan pasangan.
Lovebird juga merupakan burung yang aktif dan selalu menjelajahi kandang atau tempatnya dipelihara.
Burung tersebut akan selalu mencoba apapun untuk dipatuk dan dimainkan karena rasa penasaran.
“Suaranya yang cukup keras dan renyah juga terkadang diperlombakan dalam ajang peminat burung berkicau,” imbuh Rury.
Baca juga: Hanya Ada 7 Ekor di Bali, Burung Perkici Super Langka Berhasil Menetas di Inggris