KOMPAS.com - Investasi perusahaan memberikan dampak positif bagi suatu negara.
Dampak positif itu berupa pertumbuhan ekonomi, peningkatan infrastruktur, hingga penciptaan lapangan kerja.
Dikutip dari , Kamis (24/4/2025), Menteri Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Roslan Roeslani mengatakan realisasi investasi kuartal I 2025 yang terdiri dari penanaman modal asing mencapai nominal sebesar Rp 230,4 triliun.
Persentase penanaman modal asing di Indonesia mencapai hingga 49,5 persen, berbeda tipis dengan penanaman modal dalam negeri yang mencapai 50,5 persen.
Perusahaan-perusahaan asing yang menanamkan modalnya di Indonesia contohnya seperti Samsung, Unilever, Toyota, dan lainnya.
Namun, ada juga beberapa kasus pembatalan atau penundaan investasi perusahaan besar yang terjadi di Indonesia.
Apa sajakah perusahaan-perusahaan tersebut? Simak penjelasan berikut.
Baca juga: Ketika Batalnya Investasi LG di Indonesia Jadi Pembicaraan Media Asing...
Berikut daftar perusahaan yang membatalkan investasinya di Indonesia pada periode tahun 2022-2025.
Dikutip dari , Rabu (23/4/2025), perusahaan LG asal Korea Selatan batal melakukan investasi di Indonesia pada Selasa, (22/04/2025) lalu.
Konsorsium Korea Selatan yakni LG Energy Solution, LG Chem, dan LX International Corp sebelumnya mengembangkan ekosistem baterai kendaraan listrik (EV).
Nilai investasi yang dibatalkan mencapai nilai 7,7 miliar dollar AS atau Rp 129,8 triliun.
Pembatalan investasi ini disebabkan karena adanya perubahan kondisi pasar global dan potensi perubahan lingkungan investasi di Indonesia.
Dikutip dari siaran pers Kementerian Investasi dan Hilirisasi (BPKM), (27/06/2024), perusahaan asal Jerman, BASF, dan perusahaan asal Perancis, Eramet, batal berinvestasi pada tahun 2024 lalu.
BASF dan Eramet sebelumnya melakukan kerjasama dengan PT Eramet Halmahera Nikel (PT EHN) dalam proyek pemurnian nikel di Sonic Bay, Maluku Utara.
Nilai Investasi yang dibatalkan senilai 2,6 miliar dollar AS atau Rp 43,7 triliun (kurs hari Jumat, (25/04/2025)).