ÓÅÓιú¼Ê

Baca berita tanpa iklan.

Skandal Transfusi Darah di Inggris, Picu Puluhan Ribu Orang Tertular HIV dan Hepatitis

ÓÅÓιú¼Ê.com - 22/05/2024, 13:00 WIB
Aditya Priyatna Darmawan,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

Hal ini menyebabkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang telah memperingatkan pada tahun 1953 tentang risiko hepatitis yang terkait dengan penyatuan produk plasma secara massal, mendesak negara-negara untuk tidak mengimpor plasma.

AIDS sendiri pertama kali dikenali pada awal tahun 1980-an di kalangan pria gay, tetapi segera mulai muncul di kalangan penderita hemofilia dan mereka yang telah menerima transfusi darah.

Meskipun HIV belum diidentifikasi sebagai penyebab AIDS hingga tahun 1983, peringatan telah disampaikan kepada pemerintah Inggris setahun sebelumnya bahwa agen penyebab dapat ditularkan melalui produk darah.

Sayangnya, pemerintah berargumen bahwa tidak ada bukti yang meyakinkan. Sehingga pasien tidak diberitahu tentang risiko dan pihak medis terus menggunakan pengobatan yang menempatkan pasien dalam bahaya besar.

Baca juga: Vaksin AstraZeneca Berakibat Pembekuan Darah, Dokter Sebut Sudah Diketahui sejak 2021

Keluarga korban ditekan

Di akhir tahun 1980-an, para keluarga korban meminta kompensasi atas dasar kelalaian medis.

Meski pemerintah Inggris mendirikan sebuah badan amal untuk memberikan bantuan satu kali kepada mereka yang terinfeksi HIV pada awal tahun 1990-an, tapi pemerintah tidak mengakui kewajiban atau tanggung jawabnya.

Selain itu, para korban juga disebut ditekan untuk menandatangani surat pernyataan agar tidak menuntut Departemen Kesehatan demi bisa mendapatkan uang tersebut.

Baca juga: Arkeolog Temukan Kota Hilang Berusia 8.000 Tahun, Terendam di Dasar Selat Inggris

PM Inggris minta maaf

Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak menyampaikan permohonan maaf dan merasa benar-benar menyesal atas skandal tersebut.

Laporan penyelidikan kepada publik menemukan, pihak berwenang mencoba menutup-nutupi skandal itu dan mengekspos korban pada risiko yang tidak dapat diterima.

Sunak menggambarkan skandal tersebut sebagai “hari yang memalukan bagi negara Inggris”.

“Laporan hari ini menunjukkan kegagalan moral selama beberapa dekade di jantung kehidupan nasional kita. Saya ingin menyampaikan permintaan maaf yang sepenuh hati dan tegas,” ucap Sunak, dilansir dari BBC, Selasa (21/5/2024).

Sunak juga berjanji untuk membayar “berapapun biayanya” dalam bentuk kompensasi kepada para korban.

Pemimpin Partai Buruh Inggris, Sir Keir Starmer menggambarkannya sebagai salah satu ketidakadilan paling parah yang pernah terjadi di negara itu dan mengatakan bahwa para korban telah “menderita tragedi besar yang tidak terkatakan”.

Baca juga: Alasan Darah Manusia Berwarna Merah tapi Terlihat Biru di Pembuluh Darah

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita ÓÅÓιú¼Ê.com WhatsApp Channel : . Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan.
Baca berita tanpa iklan.
Komentar
Baca berita tanpa iklan.
Close Ads
Penghargaan dan sertifikat:
Dapatkan informasi dan insight pilihan redaksi ÓÅÓιú¼Ê.com
Network

Copyright 2008 - 2025 ÓÅÓιú¼Ê. All Rights Reserved.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses ÓÅÓιú¼Ê.com
atau