ÓÅÓιú¼Ê

Baca berita tanpa iklan.

Skandal Transfusi Darah di Inggris, Picu Puluhan Ribu Orang Tertular HIV dan Hepatitis

ÓÅÓιú¼Ê.com - 22/05/2024, 13:00 WIB
Aditya Priyatna Darmawan,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Inggris sedang dilanda kasus skandal transfusi darah yang menyebabkan setidaknya 30.000 orang tertular HIV dan hepatitis.

Dikutip dari AP, Senin (20/5/2024), hal itu terungkap dari laporan akhir penyelidikan yang diterbitkan pada Senin.

Laporan itu mengungkapkan puluhan ribu orang tertular HIV dan hepatitis dari tranfusi darah yang menggunakan produk darah yang tercemar pada sekitar tahun 1970-1980.

Hal tersebut secara luas dianggap sebagai skandal paling mematikan yang menimpa Layanan Kesehatan Nasional atau National Health Service (NHS) Inggris.

Transfusi darah yang tercemar tersebut diyakini telah mengakibatkan 3.000 orang meninggal dunia akibat infeksi HIV dan hepatitis.

Baca juga: Pria Inggris Beratnya 300 Kg, Meninggal Obesitas dan Kerusakan Organ

Disebut pengobatan revolusioner dan ajaib

Pada rentang 1970-1980, ribuan orang yang membutuhkan transfusi darah, seperti mereka yang sehabis melahirkan atau operasi, terpapar darah yang tercemar hepatitis C dan HIV.

Kemudian mereka yang menderita hemofilia atau suatu kondisi yang memengaruhi kemampuan darah untuk membeku, juga terpapar pada apa yang disebut sebagai pengobatan baru revolusioner dari plasma darah.

Di Inggris, NHS menangani sebagian besar warga menggunakan pengobatan baru ini pada awal tahun 1970-an.

Pengobatan itu disebut sebagai Faktor VIII yang dianggap lebih nyaman jika dibandingkan dengan pengobatan alternatif dan dijuluki sebagai obat ajaib.

Baca juga: BPOM: Es Krim Magnum yang Ditarik di Inggris Tak Beredar di Indonesia

Terkontaminasi dari Amerika Serikat

Saat itu, permintaan Faktor VIII melampaui sumber pasokan dalam negeri, sehingga pejabat kesehatan Inggris mulai mengimpornya dari Amerika Serikat.

Sayangnya, Faktor VIII yang diimpor dari Amerika Serikat itu sebagian besar berasal dari tahanan dan pengguna narkoba yang dibayar untuk mendonorkan darah.

Hal tersebut kemudian menyebabkan terjadinya peningkatan risiko plasma darah yang terkontaminasi virus.

Faktor VIII ini dibuat dengan mencampurkan plasma darah dari ribuan donor. Dalam pencampuran ini, satu donor yang terinfeksi akan membahayakan seluruh donor.

Penyelidikan yang dilakukan memperkirakan bahwa lebih dari 30.000 orang terinfeksi dari darah atau produk darah yang terkontaminasi melalui transfusi atau Faktor VIII.

Di pertengahan tahun 1970-an, terdapat bukti bahwa penderita hemofilia yang diobati dengan Faktor VIII lebih rentan terhadap hepatitis.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan.
Baca berita tanpa iklan.
Komentar
Baca berita tanpa iklan.
Close Ads
Penghargaan dan sertifikat:
Dapatkan informasi dan insight pilihan redaksi ÓÅÓιú¼Ê.com
Network

Copyright 2008 - 2025 ÓÅÓιú¼Ê. All Rights Reserved.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses ÓÅÓιú¼Ê.com
atau