KOMPAS.com - Kerusuhan di Perancis dilaporkan mulai mereda setelah lima hari penuh ketegangan.
Situasi kerusuhan Perancis yang mulai mereda dilaporkan oleh sejumlah media internasional pada Senin (3/7/2023).
melaporkan, kerusuhan di Perancis terlihat mulai mereda setelah jumlah penangkapan oleh pihak kepolisian menurun drastis dari angka 719 menjadi 49 pada Minggu (2/7/2023).
Sementara itu, laporan lain menyebutkan jumlah penangkapan pada Minggu malam mencapai angka 150 orang.
Menurut laporan BBC, jumlah tersebut masih lebih rendah daripada total penangkapan yang mencapai 700-an orang pada Sabtu (1/7/2023).
Baca juga: Duduk Perkara Kerusuhan di Perancis, Dipicu oleh Kematian Remaja 17 Tahun
Baca juga: Kondisi Perancis Selama Kerusuhan, dari Penjarahan, Jam Malam, dan Konser yang Dibatalkan
Setelah kerusuhan mereda, para wali kota dari berbagai daerah di Perancis melakukan unjuk rasa di sejumlah Balai Kota pada Senin (3/7/2023).
Unjuk rasa tersebut dilakukan sebagai bentuk protes atas kekerasan dan penjarahan yang terjadi dalam kerusuhan Perancis.
Para wali kota bergerak setelah ada pemimpin daerah yang rumahnya menjadi sasaran amuk massa.
Vincent Jeanbrun, seorang wali kota di daerah bernama L'Hay-les-Roses, dilaporkan berada di Balai Kota ketika rumahnya diserang oleh perusuh.
Baca juga: Mengenal Revolusi Perancis dan Faktor yang Menyebabkannya
Sementara itu, istri dan dua anak dari Vincent Jeanbrun disebutkan berada di rumah saat insiden penyerangan terjadi.
Dilaporkan , pada perusuh menyerang dengan membakar mobil dan meluncurkan kembang api ke arah rumah sehingga membuat istri dan anak-anak Vincent Jeanbrun harus kabur melalui halaman belakang.
"Saat berusaha melindungi mereka dan melarikan diri dari para penyerang, istri saya dan salah satu anak saya terluka," kata Vincent Jeanbrun.
Setelah itu, ratusan orang yang juga terdiri dari para wali kota dilaporkan hadir dalam unjuk rasa di L'Hay-les-Roses untuk mendukung Vincent Jeanbrun.
Baca juga: Kerusuhan Perancis Meluas, Bagaimana Nasib WNI di Sana?