KOMPAS.com - Sejumlah negara kini kembali dihadapkan dengan kenaikan kasus akibat varian baru, di tengah upaya mereka menuju endemi Covid-19.
Kendati demikian, kenaikan kasus tidak membuat negara-negara itu menerapkan kembali pembatasan seperti sebelumnya.
Kekebalan yang sudah terbentuk melalui vaksinasi dan infeksi Covid-19 menjadi faktor penting untuk menekan jumlah pasien dengan kondisi parah atau meninggal dunia.
Baca juga: Ketahui, Ini Efek Samping Vaksin Covid-19 Booster
Berdasarkan catatan Worldometer, kasus virus corona secara global hingga Minggu (14/8/2022) adalah sebagai berikut:
Sementara kasus aktif secara global mencapai 21.218.553 dengan rincian 21.172.906 dalam kondisi ringan dan 45.647 di antaranya kritis.
Baca juga: Menilik Aturan soal Adanya Kasus Covid-19 di Sekolah, Berapa Lama KBM Diberhentikan?
Di Indonesia, tren kenaikan kasus masih fluktuatif di angka ribuan dalam beberapa pekan terakhir. Hal ini terjadi seiring ditemukannya subvarian Omicron.
Pada Sabtu (13/8/2022), Indonesia melaporkan 5.104 kasus Covid-19, terendah dalam lima hari terakhir.
Sebagian besar kasus baru yang dilaporkan berasal dari DKI Jakarta dengan 2.287 kasus dan Jawa Barat 1.129 kasus.
Dengan catatan angka kasus baru tersebut, positivity rate Covid-19 di Indonesia mencapai 9,08 persen.
Berdasarkan standar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), kasus di suatu negara dianggap terkendali apabila angka positivity rate berada di bawah 5 persen.
Baca juga: Kapan Vaksinasi Covid-19 Dosis Keempat Dilakukan pada Masyarakat Umum?
Kota terpadat di China, Shanghai, telah memperpanjang persyaratan tes mingguan Covid-19 dan pengujian gratis hingga akhir September 2022.
Dikutip dari , warga tanpa catatan tes asam nukleat dalam tujuh hari terakhir akan diberi tanda kuning pada sistem kode kesehatan Shanghai.
Kode kuning membatasi akses ke beberapa tempat umum.