KOMPAS.com - Gunung Semeru di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, naik status dari Level II (Waspada) menjadi Level III (Siaga).
Melansir laman 17 Desember 2021, kenaikan status Semeru menjadi siaga terhitung mulai 16 Desember 2021 pukul 23.00.
"Mengingat kegiatan Gunung Api Semeru masih tinggi dan telah terjadi peningkatan jarak luncur awan panas guguran serta aliran lava maka Badan Geologi menyatakan Tingkat Aktivitas Gunung Api Semeru dinaikkan dari level WASPADA (Level II) menjadi SIAGA (Level III) terhitung mulai tanggal 16 Desember 2021 pukul 23.00 WIB," ujar Kepala Badan Geologi Eko Budi Lelono.
Level III (Siaga) artinya, dari hasil pengamatan visual dan instrumental memperlihatkan peningkatan aktivitas yang semakin nyata atau gunung api mengalami erupsi.
Dengan meningkatnya status Semeru, jumlah gunung api yang berstatus Siaga menjadi 4 buah.
Baca juga: Gunung Semeru Naik Status Menjadi Siaga
Gunung mana saja yang saat ini berstatus siaga?
Potensi bahaya di Semeru saat ini berupa guguran lava dan awan panas pada sektor tenggara-barat daya sejauh maksimal 3 km ke arah sungai Woro dan sejauh 5 km ke arah sungai Gendol, Kuning, Boyong, Bedog, Krasak, Bebeng, dan Putih.
Sedangkan lontaran material vulkanik jika terjadi erupsi eksplosif dapat menjangkau radius 3 km dari puncak. Masyarakat diimbau tidak melakukan kegiatan apa pun di daerah potensi bahaya.
Selain itu, perlu mengantisipasi gangguan akibat abu vulkanik dari erupsi Gunung Merapi serta mewaspadai bahaya lahar terutama saat terjadi hujan di seputar Gunung Merapi.
Penambangan di alur sungai yang berhulu di Gunung Merapi dalam KRB III direkomendasikan untuk dihentikan.
Bagi pelaku wisata direkomendasikan tidak melakukan kegiatan pada daerah potensi bahaya dan bukaan kawah sejauh 5 km dari puncak Gunung Merapi.
Masyarakat di sekitar Gunung Ili Lewotolok maupun pengunjung/pendaki/wisatawan direkomendasikan tidak melakukan aktivitas di dalam radius 3 km dari puncak/kawah Gunung Ili Lewotolok.
Bagi masyarakat Desa Jontona diimbau selalu mewaspadai potensi ancaman bahaya longsoran material lapuk yang dapat disertai oleh awan panas dari bagian tenggara puncak/kawah Gunung Ili Lewotolok.