KOMPAS.com - Ali Kalora, pimpinan kelompok teroris Mujahidin Indonesia Timur (MIT) dikabarkan tewas dalam baku tembak dengan Satuan Tugas Mandago Raya di Pegunungan Desa Astina, Kecamatan Torue, Kabupaten Parigi Moutong, Sabtu (18/2021).
Rekan Ali, Jaka Ramadhan, juga disebut tewas dalam baktu tembak yang terjadi pada pukul 17.20 Wita ini.
Informasi tersebut disampaikan Danrem 132 Tadulako Brigjen TNI Farid Makruf dilansir Antara.
"DPO diduga Ali Kalora dan Jaka Ramadhan saat ini dalam perjalanan menuju TKP," kata Farid.
Ali Kalora didapuk menjadi pimpinan MIT sejak 2016. Ia menggantikan Santoso yang tewas dalam baku tembak dengan persoel Operasi Tinombala pada Juli 2016.
Baca juga:
Sebelumnya Ali memimpin MIT bersama Basri. Namun Basri ditangkap hingga menjadikan Ali sebagai target utaa Operasi Tinambola.
MIT dinyatakan sebagai kelompok teroris dan kerap melakukan aksi-aksi teror di Poso, Sulawesi Tengah.
19 November 2020, Ali disebut-sebut ikut terlibat dalam pembantaian satu keluarga dan pembakaran rumah di Sigi, Sulawesi Tengah. Empat orang tewas dalam kondisi mengenaskan.
Pada 18 Agustus 2020, kelompok ali membunuh warga sipil di Poso
Pada 15 April 2020, kelompok teror ini menembak anggota polisi di sebuah bank di Poso
Pada 27 Juni 2019, kelompok Ali diduga terlibat pembunuhan dua warga sipil di Parigi Moutong.
Farid mengatakan, Ali dan kelompoknya keluar dari tempat persembunyiannya karena terdesak. Mereka kekurangan logistik dan kelaparan.
Sebelumnya, kata Farid, dua minggu aparat mengamankan semua perlengkapan Ali Cs di Tauca, Poso Pesisir Selatan.
"Jadi mereka sekarang kekurangan logistik dan perlengkapan," katanya kepada 优游国际.com, Jumat (19/2/2021).
Sebelum baku tembak, kelompok teror ini sempat disergap tim gabungan TNI/Polri saat Ali Cs istirahatdi kebun tak jauh dari permukima. Namun mereka bisa kabur.
Aparat kemudian menemukan sekaligus mengamankan sejumlah barang seperti ransel, pakaian, makanan, perlengkapan tidur, solar cell, peluru dan lainnya.
Ali Kalora dkk juga pernah disebut ingin menyerahkan diri setelah terluka setelah kontak senjata dengan anggota Satuan Tugas Madago Raya pada 22 Maret 2021.
Namun, rencana itu batal karena dihalangi kelompok Qatar. Adapun Qatar adalah kelompok MIT lainnya di Poso yang memiliki empat orang anggota, yaitu Abu Alim alias Ambo, Nae alias Galuh, Askas alias Jadi alias Pak Guru, dan Jaka aka Ramadan alias Ikrima alias Rama.
"Mereka (kelompok Ali Kalora) itu sebenarnya sudah mau turun kampung dan mau menyerah. Jadi yang mau menyerah itu Ali Kalora, Rukli, Suhardin alias Hasan Pranata dan Ahmad Gazali alias Ahmad Panjang," kata Farid yang juga Wakil Penanggung Jawab Komando Operasi Madago Raya di Palu, Sulawesi Tengah, Jumat (21/5/2021).
"Dua bulan lalu, ketika Ali Kalora menyatakan akan menyerah, Qatar yang justru menghalangi keinginannya," ucap Farid.
Pada Agustus 2021, sempat tersebar video yang berisi ajakan Basri, eks kompatriot Ali Kalora, agar Ali dkk menyerahkan diri.
Baca juga:
Dalam video itu, Basri juga menyatakan bersedia menjemput sisa buron kasus terorisme tersebut yang masih bergelirya di wilayah pegunungan Poso.
“Saya akan jemput kalian, bapak-bapak kita dari polisi memperlakukan saya baik-baik, melebihi saudara mereka sendiri. Sekali lagi marilah kita turun, marilah kita turun, sudah tinggalkan perbuatan kita yang melanggar hukum,” kata Basri dalam video tersebut. (优游国际.com/ Penulis: Ardito Ramadhan | Editor: Icha Rastika)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita 优游国际.com WhatsApp Channel : . Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.