Meski berasal dari urutan genetik SARS-Cov-2, NVX-CoV2373 mengandung antigen protein yang dimurnikan dan tidak dapat bereplikasi, serta tidak bisa menyebabkan infeksi Covid-19.
Vaksin tersebut menghasilkan antibodi dalam jumlah yang sangat tinggi dalam uji klinis awal.
Baca juga: Mengenal Novavax, Vaksin Terbaru yang Akan Digunakan di Indonesia
Untuk membuat vaksin Novavax, dikutip dari The New York Times, Kamis (31/12/2020), para peneliti memulai dengan gen spike yang dimodifikasi.
Mereka memasukkan gen tersebut ke dalam virus yang berbeda, yang disebut baculovirus, dan membiarkannya menginfeksi sel serangga.
Sel yang terinfeksi menghasilkan protein lonjakan yang secara spontan bergabung bersama untuk membentuk lonjakan, seperti yang mereka lakukan di permukaan virus corona.
Metode serupa dalam menumbuhkan dan memanen protein virus telah digunakan untuk membuat vaksin berlisensi untuk penyakit, termasuk influenza dan HPV.
Baca juga: Jokowi Disuntik Vaksin Pertama, Ini Cara Kerja Vaksin Sinovac Cegah Covid-19
Apabila orang yang sudah divaksin kemudian terinfeksi virus corona, antibodi mereka dapat mengunci protein lonjakan tersebut.
Virus pun tidak dapat memasuki sel dan infeksinya akan diblokir.
Vaksin Novavax juga dapat memicu perlindungan lain dengan menghancurkan sel yang terinfeksi.
Ketika virus corona menyerang, sel yang terinfeksi meletakkan fragmen protein lonjakannya di permukaannya. Sel pembawa antigen dapat mengaktifkan jenis sel kekebalan yang disebut sel T pembunuh.
Dengan demikian, dapat mengenali sel yang terinfeksi virus corona dan menghancurkannya sebelum mereka memiliki kesempatan untuk menghasilkan virus baru.
Baca juga: Sama-sama Gunakan mRNA, Bagaimana Cara Kerja Vaksin Corona Pfizer dan Moderna?
Menteri Kesehatan Matt Hancock menuturkan, National Health Service (NHS) siap melakukan vaksinasi setelah mendapatkan persetujuan.
"Ini adalah berita positif, dan jika disetujui oleh regulator obat-obatan, vaksin Novavax akan menjadi pendorong yang signifikan untuk program vaksinasi kami dan senjata lain untuk mengalahkan virus yang mengerikan ini," ujar Hancock seperti dilansir dari BBC, 29 Januari 2021.
Secara total, Inggris telah memesan 100 juta dosis vaksin Oxford-AstraZeneca dan 40 juta vaksin Pfizer-BioNTech.
Adapun sebanyak 17 juta dosis dari vaksin Moderna, yang telah disetujui oleh MHRA pada awal Januari, diharapkan tersedia pada musim semi.
Baca juga: Vaksin Covid-19 dari Novavax Dilaporkan 89,3 Persen Efektif
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita 优游国际.com WhatsApp Channel : . Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.