Semasa menjadi pemimpin Organisasi Zionis Dunia, Weizmann melakukan berbagai upaya agar cita-cita orang-orang Yahudi mendirikan sebuah negara dapat terwujud.
Pada 24 Juli 1922, Liga Bangsa-Bangsa meratifikasi Mandat Inggris untuk Palestina, yang mengharuskan Inggris menjamin berdirinya rumah nasional bagi orang Yahudi di Palestina, sekaligus menjaga hak-hak sipil dan beragama seluruh penduduk Palestina, tanpa memandang ras atau agamanya.
Masyarakat Arab Palestina, baik Kristen maupun Muslim, memprotes mandat tersebut.
Kerusuhan pun mulai terjadi di Palestina saat orang-orang Yahudi terus berdatangan, baik secara legal maupun ilegal.
Baca juga: Komisi Peel, Penggagas Pembagian Wilayah Palestina
Pada 1930-an, keadaan di Palestina semakin tidak kondusif. Inggris kesulitan mewujudkan Deklarasi Balfour karena ditentang oleh para pemimpin negara Arab.
Di tengah situasi itu, sejumlah tokoh Zionis mengambil tindakan langsung, yang mendorong terbentuknya beberapa komisi.
Pada 1936, Stanley Baldwin membentuk Komisi Peel. Berkat peran Weizmann, Komisi Peel menyatakan bahwa kondisi di Palestina tidak dapat diatasi kecuali dengan pembagian wilayah menjadi dua negara.
Progres penyelesaian masalah di Palestina sempat tersendat akibat meletusnya Perang Dunia II.
Usai Perang Dunia II, Inggris menyerahkan persoalan Palestina kepada Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), yang baru saja terbentuk.
Pada November 1947, Majelis Umuum PBB mengadopsi Resolusi 181 (II) berdasarkan laporan Komite Khusus PBB untuk Palestina yang menyerukan solusi dua negara untuk kelompok Arab dan Yahudi, dengan Yerusalem sebagai entitas yang berada di bawah PBB.
Keputusan Majelis Umum PBB ditentang oleh seluruh dunia Muslim.
Baca juga: Intifada Pertama, Perlawanan Palestina terhadap Pendudukan Israel
Weizmann segera bergerak menemui Presiden Amerika Serikat Harry Truman untuk mendapatkan dukungan AS.
Dalam argumennya, Weizmann menggunakan Deklarasi Balfour, Resolusi PBB, dan pembantaian jutaan Yahudi di Eropa oleh Nazi Jerman semasa Perang Dunia II, sebagai landasan negara Israel harus dibentuk.
Pada 14 Mei 1948, Israel mendeklarasikan kemerdekaannya dan AS menjadi negara pertama yang mengakui kemerdekaan Israel.
Dua hari kemudian, Weizmann menjadi Ketua Dewan Negara Sementara. Atas jasa-jasanya dalam mewujudkan berdirinya negara Israel, Parlemen Israel (Knesset) secara resmi memilih Chaim Weizmann sebagai Presiden Pertama Israel pada 17 Februari 1949.
Weizmann menjadi presiden hingga kematiannya pada 9 November 1952.
Hingga kini, Chaim Weizmann dikenal sebagai salah satu pendiri negara Israel yang ketenarannya tidak hanya terbatas di kancah politik, tetapi juga di bidang ilmu pengetahuan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita 优游国际.com WhatsApp Channel : . Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.