Tim Redaksi
KOMPAS.com - Gelombang panas menerjang sejumlah wilayah di barat laut India dan Pakistan, pada pekan lalu. Suhu udara di negara ini bahkan pecahkan rekor terpanas.
Suhu udara di ibu kota India, New Delhi per Minggu (15/5/2022) bahkan mencatat rekor tertinggi yakni di atas 49 derajat Celsius.
Sementara di Pakistan, suhu terpanas mencapai 51 derajat Celcius. Gelombang panas India yang masih berlangsung hingga saat ini, menyebabkan jutaan penduduknya mengalami gagal panen, pemadaman air, serta pemadaman sumber listrik.
Met Office di Inggris pun melakukan analisis terhadap fenomena gelombang panas yang melanda beberapa wilayah di India itu.
Mereka juga mengevaluasi, suhu panas di barat laut India dan Pakistan yang terjadi pada bulan April dan Mei 2010.
Baca juga: Apa Itu Gelombang Panas?
Para ilmuwan menggunakan 14 model komputer untuk menilai dua skenario terkait gelombang panas di India.
“Musim panas selalu menjadi ciri iklim pra-musim di kawasan itu (India dan Pakistan) selama April dan Mei. Namun, penelitian kami menunjukkan bahwa perubahan iklim mendorong intensitas panas dari musim ini,” ujar Dr Nikos Christidis, dari Met Office Inggris.
Di sisi lain, ilmuwan di Met Office Paul Hutcheon menyampaikan bahwa suhu maksimum selama gelombang panas di India kemungkinan mencapai 50 derajat Celsius di beberapa wilayah pada akhir pekan ini.
Begitu pula suhu di malam hari yang diprediksi akan sangat tinggi.
Dilansir dari The Guardian, Rabu (18/5/2022) penyebab gelombang panas di India ini diduga karena krisis iklim.
Baca juga: Ada Isu Gelombang Panas, BMKG: Itu di Amerika Utara, Bukan Indonesia