优游国际

Baca berita tanpa iklan.

Apakah Lubang Hitam dan Materi Gelap di Alam Semesta Ini Sama?

优游国际.com - 24/12/2021, 19:01 WIB
Zintan Prihatini,
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Tim Redaksi

Sumber

KOMPAS.com - Lubang hitam dan materi gelap adalah dua rahasia alam semesta yang hingga kini terus menarik rasa ingin tahu para ilmuwan dunia. Namun, apakah lubang hitam dan materi gelap di luar angkasa itu sama?

Tim astrofisikawan dari University of Miami, Yale University, serta European Space Agency (ESA) baru-baru ini membuat model alternatif baru tentang bagaimana alam semesta terbentuk.

Implikasi dari penelitian mereka yakni, lubang hitam primordial yang tercipta setelah Big Bang, yang lebih kecil daripada kepala peniti hingga lubang hitam supermasif yang mencakup miliaran mil dapat menjelaskan semua materi gelap yang ada di alam semesta.

Jika teorinya terbukti benar dengan data dari Teleskop Luar Angkasa James Webb yang akan segera diluncurkan, penemuan tersebut dapat mengubah pemahaman para ilmuwan terkait asal-usul dan sifat materi gelap maupun lubang hitam.

Melansir Science Daily, Senin (20/12/2021) asisten profesor fisika di University of Miami, Nico Cappelluti mengungkapkan studi ini dilakukan untuk memprediksi bagaimana alam semesta awal terbentuk.

Baca juga: Alam Semesta Makin Meluas, Ini Dampaknya pada Lubang Hitam

 

“Studi kami menunjukkan bahwa tanpa memperkenalkan partikel baru atau fisika baru, kami dapat memecahkan misteri kosmologi modern dari sifat materi gelap itu sendiri hingga asal-usul lubang hitam supermasif,” jelasnya.

Sebab, materi gelap yang tidak pernah diamati secara langsung kerap dianggap sebagai mayoritas materi di alam semesta dan bertindak sebagai struktur tak terlihat saat galaksi terbentuk dan berkembang.

Sebaliknya, para ilmuwan telah mengamati lubang hitam. Mereka menyebut lubang hitam menyerupai sebuah titik di ruang angkasa di mana materinya sangat padat, dan menciptakan gravitasi yang kuat.

Dijelaskan Cappelluti, studi yang akan dipublikasikan di The Astrophysical Journal ini didasarkan pada teori pada tahun 1970-an milik fisikawan Stephen Hawking dan Bernard Carr.

Keduanya berpendapat, bahwa dalam sepersekian detik pertama setelah Big Bang, fluktuasi kecil dalam kepadatan alam semesta mungkin menciptakan lanskap bergelombang dengan area 'bergumpal' yang memiliki massa berlebih. Kemudian, area yang 'bergumpal' ini akan runtuh menjadi lubang hitam.

Baca juga: Berapa Banyak Jumlah Lubang Hitam di Alam Semesta?

Halaman:


Baca berita tanpa iklan.
Baca berita tanpa iklan.
Komentar
Baca berita tanpa iklan.
Close Ads
Penghargaan dan sertifikat:
Dapatkan informasi dan insight pilihan redaksi 优游国际.com
Network

Copyright 2008 - 2025 优游国际. All Rights Reserved.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses 优游国际.com
atau