优游国际

Baca berita tanpa iklan.

Hadapi Perubahan Iklim, Bunga di Seluruh Dunia Alami Perubahan Warna

优游国际.com - 01/10/2020, 10:02 WIB
Monika Novena,
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Tim Redaksi

Sumber

KOMPAS.com- Saat dihadapkan pada perubahan di Bumi, hanya ada dua pilihan yang bisa dilakukan oleh makhluk hidup, yakni adaptasi atau punah.

Misalnya seperti yang harus dihadapi tumbuh-tumbuhan di planet ini. Sebuah studi mengungkap jika bunga di seluruh dunia mengalami perubahan warna akibat perubahan iklim.

Dikutip dari IFL Science, Rabu (30/9/2020) penelitian tersebut menunjukkan bunga beradaptasi dengan cepat selama 75 tahun terakhir sebagai respon terhadap kenaikan suhu dan penurunan ozon.

Respon tersebut dilakukan dengan cara mengubah pigmen ultraviolet (UV) pada kelopaknya.

Studi yang dipublikasikan dalam jurnal Current Biology tersebut dilakukan dengan melakukan pengamatan terhadap lebih dari 1.200 spesies tanaman yang diawetkan.

Baca juga: Bantu Penyerbukan Bunga, Ini Peran Penting Ngengat di Malam Hari

 

Dari jumlah tersebut, 42 spesies bunga dari tiga benua dan berasal dari tahun 1941 hingga 2017.

Peneliti kemudian menganalisis tingkat pigmentasi bunga menggunakan kamera sensitif UV. Pigmen yang dimaksud tidak seperti yang kita bayangkan.

Sebab, pigmen tersebut tidak terlihat oleh manusia seperti layaknya warna merah kelopak mawar atau kuning bunga bakung. Pigmen UV digunakan oleh bunga untuk menarik penyerbuk dan melindungi dari radiasi UV.

Hasilnya menunjukkan bahwa pigmentasi bunga yang menyerap UV meningkat sepanjang paruh kedua abad ke-20.

Ilustrasi bunga sakura di sekitar Sungai Yamazaki, Nagoya, Jepang. SHUTTERSTOCK/NONCHANON Ilustrasi bunga sakura di sekitar Sungai Yamazaki, Nagoya, Jepang.

 

Peningkatan pigmentasi UV ini terjadi secara global dengan rata-rata 2 persen setiap tahun selama tujuh dekade terakhir.

Perubahan yang cukup signifikan itu terbilang terjadi dalam waktu yang cepat untuk beradaptasi dengan lingkungan yang berubah-ubah.

Adaptasi tersebut rupanya menurut peneliti ada kaitannya dengan bertambahnya suhu serta penurunan ozon di atmosfer.

Ozon merupakan gas yang ditemukan di lapisan stratosfer bumi yang dapat menyerap radiasi UV dari Matahari.

Baca juga:

 

Namun akibat perubahan iklim, jumlah ozon di atmosfer Bumi kian menurun sejak tahun 1970-an, sehingga radiasi UV menjadi lebih intens. Akibatnya, tumbuhan dan makhluk hidup lainnya pun terpapar lebih banyak radiasi UV.

Sementara, tanaman membutuhkan sinar matahari untuk tumbuh, namun terlalu banyak radiasi UV dari Matahari justru dapat merusaknya.

Meski mungkin terdengar seperti kabar baik jika tanaman berbunga dapat beradaptasi dengan lingkungan mereka, namun peneliti memperingatkan bahwa perubahan warna ini dapat berdampak besar pada reproduksi tanaman.

Sebab, pigmen pada bunga menjadi alat utama untuk menarik penyerbuk. Pigmentasi bunga tentunya akan membuat tanaman lebih sulit untuk menarik para penyerbuk.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita 优游国际.com WhatsApp Channel : . Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan.
Baca berita tanpa iklan.
Komentar
Baca berita tanpa iklan.
Close Ads
Penghargaan dan sertifikat:
Dapatkan informasi dan insight pilihan redaksi 优游国际.com
Network

Copyright 2008 - 2025 优游国际. All Rights Reserved.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses 优游国际.com
atau