KOMPAS.com - Kental manis, yang dulu dikenal sebagai Susu Kental Manis (SKM) harus menjadi pertimbangan serius bagi orangtua yang ingin memberikannya kepada anak.
Hal itu diungkapkan oleh Ketua Harian Yayasan Abhipraya Insan Cendikia Indonesia (YAICI), Arif Hidayat SE MM.
Menurutnya, kental manis memiliki dampak pada balita atau anak-anak. Sebagai antisipasi cermat, Anda bisa memperhatikan label atau kemasan di bagian luar SKM dengan lebih teliti.
Kalau kita membaca secara jeli, kandungan gula yang ada di label tersebut cukup tinggi yaitu mencapai 50 persen.
"Itu tidak baik dan tidak dianjurkan sebenarnya untuk balita ataupun anak-anak," kata Arif dalam diskusi daring bertajuk 'Lindungi Anak Indonesia dari Stunting di Masa Pandemi', Senin (22/6/2020).
Baca juga:
Berdasarkan saran dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), kental manis baru boleh diberikan kepada anak yang sudah memasuki usia belasan tahun. Hal itu karena kandungan gula dalam kental manis jauh lebih banyak dibanding susu, yang hanya berkisar 1 persen.
Berikut batas konsumsi gula harian pada anak-anak berdasarkan umur.
- Anak usia 3 tahun boleh mengonsumsi gula sekitar 2-5 sendok teh
- Anak usia 4-6 tahun boleh mengonsumsi gula sekitar 2,5 - 6 sendok teh
- Anak usia 7-12 tahun boleh mengonsumsi gula sekitar 4-8 sendok teh
- Anak usia di atas 13 tahun boleh mengonsumsi gula sekitar 5-9 sendok teh (40 gram)
Sedangkan, jika mengonsumsi satu gelas SKM saja, kata Arif, itu sama dengan kita mengonsumsi sekitar 5-9 sendok gula.
"Itu sebabnya kental manis tidak boleh diberikan kepada anak-anak atau balita, karena kadar gulanya tinggi. Itu akan berdampak negatif apalagi bagi balita yang saat ini sedang menyusui," ujar dia.
Baca juga:
Kondisi inilah yang tidak banyak dipahami oleh sebagian besar masyarakat di Indonesia, terutama orangtua.
"Kental manis itu adalah gula yang beraroma susu. Kandungan susunya sangat kecil. Kental manis itu tidak lebih dari sirup yang beraroma susu, karena kandungan gulanya cukup tinggi," tegas dia.
Berdasarkan survei yang dilakukan oleh Arif dan timnya di sejumlah wilayah di Indonesia, konsumsi kental manis oleh balita dan anak-anak ternyata dapat memicu anak tersebut memiliki berbagai keluhan.
Antara lain kegemukan atau obesitas, kulit melepuh, gizi buruk, stunting, bahkan meninggal dunia.
Adapun, kata Arif, hal yang paling penting dan perlu dilakukan adalah mengubah pola pikir masyarakat terkait susu kental manis yang dianggap susu dan layak atau bisa diminum untuk anak-anak.
"Kental manis itu gula yang beraroma susu. Susu kental manis itu bukan susu formula untuk anak. Kadar gulanya sangat tinggi akan membahayakan bayi," kata Dr dr Tubagus Rachmat Sentika selaku Dokter Anak.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita 优游国际.com WhatsApp Channel : . Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.