优游国际

Baca berita tanpa iklan.
Dr M Subhan SD
Direktur PolEtik Strategic

Direktur PolEtik Strategic | Founder Mataangindonesia Social Initiative | msubhansd.com | mataanginsaguling.com

Hikmah Ramadhan: Memberi, Bukan Meminta

优游国际.com - 14/04/2021, 16:43 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di
Editor

NABI Ibrahim AS suka sekali menjamu orang. Tak ada tamu yang disambut tanpa hidangan.

Penyambutan memuliakan tamu itu sudah menjadi kebiasaan Ibrahim, terutama sejak hijrah dari Ur-Kasdim (Irak saat ini) ke tanah Palestina, terakhir di Hebron (Al-Khalil).

Bahkan, terhadap tamu yang belum dikenal sekalipun. Di dalam Al-Quran, tersebutlah “tamu Ibrahim”.

Suatu waktu datanglah beberapa tamu. Setelah menjawab ucapan salam para tamunya, Ibrahim bergegas menyiapkan hidangan untuk mereka.

Baca juga: Hikmah Ramadhan: Yerusalem, Umar, dan Agama yang Damai

“Maka diam-diam dia (Ibrahim) pergi menemui keluarganya, kemudian dibawanya daging anak sapi gemuk (yang dibakar), lalu dihidangkannya kepada mereka (tetapi mereka tidak mau makan). Ibrahim berkata, “Mengapa tidak kamu makan?” (QS. Az-Zariyat: 26-27).

Daging sapi muda yang lezat itu tak disentuh sedikit pun oleh tetamunya, yang membuat Ibrahim ketakutan. Mereka memang bukan sembarang tamu.

Mereka adalah para malaikat yang diutus untuk memberi hukuman pada umat Nabi Lut, keponakan Nabi Ibrahim. Para malaikat itu mampir memberi kabar dan mengucapkan selamat akan lahirnya putra kedua dari rahim Sarah yang kemudian diberi nama Ishaq.

Dalam menghormati tamu atau menyayangi sesama manusia, Ibrahim telah mewariskannya sejak ribuan tahun silam.

Ada sebuah riwayat dari Ibnu Abi Hatim, disebutkan Ubaid bin Umair, mantan budak Ibnu Abbas, menceritakan tentang kebiasaan Ibrahim yang selalu menjamu tamu (Katsir, 2019).

Suatu hari, Ibrahim pergi mencari seseorang yang hendak dijamunya. Namun tak seorang pun ditemuinya.

Baca juga: Hikmah Ramadhan: Puasa dan Fitrah Sebagai Negarawan

Karena, tak ada orang yang dijumpai di jalan untuk dijadikan tamunya, Ibrahim pulanglah ke rumah. Saat tiba di rumah ia melihat ada seseorang sedang berdiri. Terpikir dalam hati, akhirnya ada juga orang untuk dijamu.

Namun, Ibrahim agak kaget karena orang tersebut tahu-tahu sudah berada di dalam rumah. Ibrahim lalu bertanya, “Hai hamba Allah, kenapa masuk ke rumahku tanpa izin?”

Orang tersebut langsung menjawab, ”Aku masuk atas izin Rabb (Tuhan).” Ibrahim penasaran, “Lah, kamu siapa?”

Sejurus kemudian orang tersebut menjawab lagi, “Aku malaikat. Rabb mengutusku untuk menemui seorang hamba-Nya, untuk menyampaikan berita gembira bahwa Allah telah menjadikannya sebagai kesayangan.”

Mendengar jawaban itu keruan saja Ibrahim bertambah antusias. “Siapa dia?” pertanyaan itu langsung meluncur dari mulut Ibrahim, seraya melanjutkan, “Demi Allah jika engkau memberitahukan siapa dia, dan bila dia berada di ujung negeri, aku pasti menghampirinya. Aku akan selalu berada di dekatnya hingga kematian memisahkan kami.”

Baca juga: Hikmah Ramadhan: Integritas

Halaman:

Baca berita tanpa iklan.
icon-calculator

Kalkulator Zakat

Rp.
Rp.
Rp.
Minimal Rp6.644.868 per bulan
Rp.
Rp.
ornament calculator

Terpopuler

1
2
3
4
5
Komentar
Penghargaan dan sertifikat:
Dapatkan informasi dan insight pilihan redaksi 优游国际.com
Network

Copyright 2008 - 2025 优游国际. All Rights Reserved.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses 优游国际.com
atau