KOMPAS.com - Pasar perkantoran di Central Business District (CBD) Jakarta mengalami stagnasi yang belum pernah terjadi sebelumnya pada tahun 2024.
Tidak ada penyelesaian pembangunan baru yang menandai pertama kalinya pasokan terhenti sejak era booming properti.
Keadaan ini mengakibatkan total stok tetap di angka 7,45 juta meter persegi sepanjang tahun.
Perang tarif pun tak terelakkan. Pada kuartal terakhir tahun 2024, rata-rata tarif sewa bruto untuk pasar CBD Jakarta jadi Rp 330.300 per meter persegi per bulan.
Perkantoran Grade A telah lama menawarkan potongan tarif sewa dasar untuk menarik dan mempertahankan penyewa.
Hal ini menunjukkan bahwa mendongrak tingkat hunian lebih diprioritaskan daripada meningkatkan pendapatan sewa.
Associate Director Leads Property Martin Samuel Hutapea menuturkan, hal ini mengindikasikan potensi titik balik dalam siklus pasar, yang menunjukkan pergeseran dari ekspansi cepat yang telah menjadi ciri dekade terakhir.
Pada akhir tahun 2024, kawasan Jenderal Sudirman dan SCBD masih mendominasi sebagian besar total stok di pasar CBD, yang mencakup hampir 40 persen pasokan.
Akses mudah ke jalan tol dan beragam pilihan transportasi umum telah mendorong perkembangan signifikan bangunan komersial di kawasan ini selama satu dekade terakhir.
"Meskipun akhir tahun 2024 mengalami perlambatan penyerapan bersih dibandingkan dengan kuartal sebelumnya, ditutup pada angka 11.024 meter persegi, pendorong permintaan yang mendasarinya tetap tangguh," tutur Martin.
Sektor berbasis layanan dan manufaktur melanjutkan dominasinya, dilengkapi dengan perluasan pasar baru dalam industri ritel, yang menunjukkan minat berkelanjutan terhadap ruang kantor di sektor-sektor tertentu.
Perluasan jaringan kereta api bawah tanah Jakarta yang strategis telah terbukti mendorong pertumbuhan permintaan ini.
Sebanyak 75 persen transaksi sewa terjadi di sekitar jalur MRT dan LRT, yang menggarisbawahi dampak mendalam dari peningkatan aksesibilitas angkutan umum terhadap preferensi lokasi.
Nihilnya penyelesaian pembangunan kantor baru dan permintaan yang meningkat kembali, menyebabkan tingkat hunian di CBD Jakarta tumbuh tipis 0,2 persen per kuartal, sehingga mencapai 72,3 persen pada akhir tahun 2024.
"Hal ini menandai pemulihan tingkat hunian yang terjadi pada tahun 2022, yang menandakan pemulihan yang pasti dari periode sebelumnya ketika pasar melemah," tambah Martin.
Tren kenaikan ini menunjukkan potensi peningkatan hunian yang lebih besar dalam waktu dekat, terutama jika kendala pasokan saat ini terus berlanjut.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita 优游国际.com WhatsApp Channel : . Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.