KOMPAS.com – Presiden Prabowo Subianto menegaskan bahwa rencana evakuasi warga Gaza, Palestina, ke Indonesia dilakukan atas dasar kemanusiaan.
Ia membantah bahwa evakuasi warga Gaza ke Indonesia bertujuan untuk memenuhi keinginan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.
"Oh tidak tidak, untuk membantu," kata Prabowo kepada wartawan seusai menghadiri Antalya Diplomacy Forum di Antalya, Turki, Jumat (11/4/2025) malam waktu setempat, dikutip dari Tribunnews.com.
Baca juga:
Prabowo menyampaikan, usulan evakuasi merupakan inisiatif dari pemerintah Indonesia sebagai bentuk solidaritas terhadap rakyat Palestina yang tengah mengalami penderitaan akibat konflik bersenjata.
"Itu kan tawaran kita untuk ikut serta membantu masalah kemanusiaan yang penderitaan rakyat Palestina yang begitu dahsyat ya, kita ingin berbuat sesuatu," ujar Prabowo.
Lebih lanjut, Presiden mengatakan bahwa proses evakuasi warga Gaza ke Indonesia masih dalam tahap pembahasan.
Pemerintah Indonesia sedang menjalin komunikasi dengan otoritas Palestina untuk menentukan langkah pelaksanaan.
"Saya sedang konsultasi, nanti saya akan ketemu dengan pimpinan-pimpinan dari Palestina juga gimana cara nanti pelaksanaannya," ucapnya.
Sebelumnya, Prabowo juga telah menyatakan kesiapan Indonesia untuk mengevakuasi sekitar 1.000 warga Gaza, khususnya yang terluka akibat serangan militer di wilayah tersebut.
Mereka akan dibawa ke Indonesia untuk mendapatkan pengobatan dan perawatan medis.
"Kami juga siap menerima korban-korban yang luka-luka, dan nanti segera kirim Menlu untuk diskusi dengan pemerintah Palestina, dengan pihak daerah tersebut bagaimana pelaksanaannya untuk kami siap evakuasi mereka yang luka-luka," kata Prabowo di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta, Rabu (9/4/2025).
Menurut Prabowo, evakuasi mencakup anak-anak yatim piatu serta warga yang mengalami trauma akibat serangan.
Pemerintah juga menyiapkan pengangkutan dengan pesawat militer.
"Kami siap akan kirim pesawat-pesawat untuk angkut mereka. Kita perkirakan mungkin jumlahnya 1.000 untuk gelombang pertama," katanya.
Di sisi lain, rencana evakuasi tersebut menuai kritik dari Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI), Anwar Abbas.