KOMPAS.com - Kabar Dunia Sepekan untuk saat ini mencakup Amerika Serikat (AS) menyatakan minatnya terhadap mineral langka Pakistan, atau perang dagang AS saat ini semakin memanas.
Sementara itu, Presiden Rusia Vladimir Putin mengumumkan gencatan senjata sementara saat Hari Paskah pada Sabtu (19/4/2025).
Berikut adalah rangkuman Kabar Dunia Sepekan selama periode Senin (14/4/2025) hingga Minggu (20/4/2025).
Baca juga:
Amerika Serikat (AS) menyatakan minatnya terhadap sektor mineral di Pakistan, termasuk tembaga, emas, dan litium, yang berguna dalam produksi baterai kendaraan listrik.
Minat AS ini diungkapkan dalam pertemuan antara Perdana Menteri Pakistan Shehbaz Sharif dan Eric Meyer, pejabat senior dari Departemen Luar Negeri AS, di Islamabad pada Rabu (9/4/2025).
Pertemuan tersebut berlangsung sehari setelah Pakistan menggelar Minerals Investment Forum, sebuah forum internasional untuk menarik investasi asing ke sektor pertambangan.
Artikel selengkapnya bisa dibaca di sini.
Pemerintah China memerintahkan maskapai penerbangan domestik untuk menghentikan penerimaan pengiriman pesawat Boeing, di tengah ketegangan yang semakin memuncak dalam perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China.
Langkah ini dilaporkan Bloomberg News pada Selasa (15/4/2025), dengan mengutip sumber yang memahami kebijakan tersebut.
Selain menunda pengiriman pesawat, maskapai-maskapai di China juga disebut diminta untuk menangguhkan pembelian peralatan serta suku cadang pesawat dari perusahaan-perusahaan Amerika Serikat.
Artikel selengkapnya bisa dibaca di sini.
Baca juga: Tanggapi Tarif Trump, Korea Selatan Tambah Dana untuk Industri Chip
Gedung Putih pada Selasa (15/4/2025) malam mengumumkan bahwa China kini dikenai tarif impor yang dapat mencapai 245 persen, akibat tindakan pembalasan terhadap kebijakan Presiden Amerika Serikat Donald Trump.
Pengumuman tersebut menyusul perintah administratif baru untuk menyelidiki masalah keamanan nasional terkait impor sumber daya vital.
Dalam pernyataan tersebut, Gedung Putih menegaskan bahwa "China kini menghadapi tarif hingga 245 persen atas impor ke Amerika Serikat sebagai akibat dari tindakan pembalasannya," dikutip dari Anadolu.
Artikel selengkapnya bisa dibaca di sini.