优游国际

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Pemerintahan Presiden AS Donald Trump pada Minggu (24/2/2025) mengatakan, pihaknya bakal memangkas sebanyak 1.600 personel USAID (Lembaga Pembangunan Internasional Amerika Serikat) di "Negeri Paman Sam".

Sebelumnya, pemberitahuan yang dikirimkan kepada staf dikatakan ada sekitar 2.000 posisi yang ada di Amerika Serikat untuk dipangkas.

Departemen Efisiensi Pemerintah (DOGE) yang dijalankan Elon Musk memimpin upaya menutup USAID, mekanisme pengiriman utama untuk bantuan luar negeri Amerika, dan alat penting soft power AS untuk mendapatkan pengaruh di luar negeri.

Baca juga: Dari 10.000 Staf USAID di Seluruh Dunia, Trump Hanya Pertahankan 294

Namun terkait hal itu, Gedung Putih belum menanggapi permintaan komentar, dikutip dari kantor berita Reuters pada Senin (24/2/2025).

Pada Jumat, hakim federal membuka jalan bagi pemerintahan Trump untuk memberikan cuti kepada ribuan pekerja USAID.

Tentu ini menjadi kemunduran bagi serikat pekerja pemerintah yang menggugat penutupan USAID.

Dua mantan pejabat senior USAID memperkirakan bahwa mayoritas dari sekitar 4.600 personel USAID, staf karier Layanan Sipil dan Layanan Luar Negeri AS, akan diberikan cuti administratif.

"Pemerintahan ini dan Menteri Luar Negeri Marco Rubio kurang berpandangan jauh ke depan dalam mengurangi keahlian dan kapasitas respons krisis yang unik di AS," kata Marcia Wong, salah satu mantan pejabat USAID.

Baca juga: Mengenal Apa Itu USAID yang Akan Ditutup oleh Pemerintah AS

"Ketika wabah penyakit terjadi, populasi mengungsi, para ahli USAID ini berada di lapangan dan pertama-tama dikerahkan untuk membantu menstabilkan dan memberikan bantuan?" imbuh dia.

Namun, menurut mantan pejabat USAID lainnya yang enggan disebutkan namanya, pemberitahuan yang tidak ditandatangani seperti itu tidak dapat dilaksanakan dengan sendirinya.

"Pemberitahuan tersebut harus ditindaklanjuti dengan tindakan personal perorangan atau setidaknya surat izin yang disetujui, yang ditandatangani dengan benar oleh seseorang yang memiliki wewenang tersebut," terang dia.

Trump memerintahkan penghentian sementara bantuan luar negeri selama 90 hari segera setelah menjabat.

Baca juga:

Presiden AS itu juga menghentikan pendanaan untuk segala hal mulai dari program yang memerangi kelaparan dan penyakit mematikan hingga menyediakan tempat berlindung bagi jutaan orang terlantar di seluruh dunia.