WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Pemerintahan Presiden AS Donald Trump berencana hanya mempertahankan sebanyak 294 staf di Badan Pembangunan Internasional AS (USAID) di seluruh dunia.
Demikian dikatakan empat sumber kepada Reuters pada Kamis (6/2/2025). Hal itu sebagai imbas reorganisasi pemerintah yang dipelopori oleh pengusaha Elon Musk.
Empat sumber yang mengetahui rencana tersebut mengatakan, hanya 294 staf di badan tersebut yang akan diizinkan untuk mempertahankan pekerjaan mereka.
Baca juga: Imbas Ditutupnya USAID, Staf di Seluruh Dunia Diminta Cuti Dahulu
Termasuk hanya 12 orang di biro Afrika dan delapan orang yang ada di biro Asia.
"Itu keterlaluan," kata J. Brian Atwood, yang menjabat sebagai kepala USAID selama lebih dari enam tahun.
Menurutnya, pemutusan hubungan kerja massal terhadap personel tersebut secara efektif akan membunuh sebuah badan yang telah membantu mencegah puluhan juta orang di seluruh dunia dari kematian.
"Banyak orang tidak akan selamat," kata Atwood, yang sekarang menjadi peneliti senior di Institut Watson Universitas Brown.
Terkait hal itu, Departemen Luar Negeri AS tidak menanggapi permintaan komentar.
Dengan Trump dan Musk, melontarkan tuduhan palsu bahwa stafnya adalah penjahat, puluhan staf USAID telah diberhentikan, ratusan kontraktor internal telah diberhentikan dan program-program penyelamatan jiwa di seluruh dunia kini terkatung-katung.
Baca juga:
Pemerintah mengumumkan pada Selasa, mereka akan memberhentikan semua karyawan USAID yang dipekerjakan langsung di seluruh dunia, dan memanggil kembali ribuan personel yang bekerja di luar negeri.
Sementara Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio mengatakan, pemerintah sedang mengidentifikasi dan menetapkan program-program yang akan dikecualikan dari perintah penghentian kerja yang luas.
Sedangkan mitra pelaksana USAID menghadapi kesulitan keuangan akibat perintah penghentian kerja dari Departemen Luar Negeri.
Diketahui, dengan adanya perombakan ini bakal mengubah hidup ribuan staf dan keluarga mereka.
Tujuan pemerintah adalah menggabungkan USAID dengan Departemen Luar Negeri yang dipimpin oleh Rubio, yang diangkat Trump sebagai administrator sementara USAID.
Tetapi tidak jelas apakah ia dapat menggabungkan kedua lembaga tersebut kecuali Kongres memberikan suara untuk melakukannya.