优游国际

BEIJING, KOMPAS.com - Menteri Luar Negeri China Wang Yi pada Rabu (30/10/2024) menjamu Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Andrey Rudenko di Beijing.

Menurut keterangan Kementerian Luar Negeri China, Wang berkata kepada Rudenko bahwa hubungan kedua negara pasti berjalan kuat.

Ia menambahkan, hubungan tersebut tidak terpengaruh perubahan situasi internasional, dan tidak diarahkan atau dipengaruhi oleh pihak ketiga.

Baca juga: Buntut Kabar Korut Kirim Tentara ke Rusia, Ukraina-Korsel Sepakat Perdalam Kerja Sama Keamanan

Ketegangan meningkat dalam beberapa pekan terakhir seiring Amerika Serikat dan Korea Selatan mengecam keberadaan pasukan Korea Utara di Rusia.

Pertemuan Wang Yi dengan Rudenko terjadi ketika Menteri Luar Negeri Korea Utara Choe Son Hui dijadwalkan bertemu Menlu Rusia Sergei Lavrov di Moskwa.

Korea Selatan, NATO, dan AS mengeklaim ribuan tentara Korea Utara berlatih di Rusia, tetapi dibantah oleh Moskwa dan Pyongyang.

Menurut badan mata-mata Korsel, kelompok pertama pasukan elite Korut berangkat ke Vladivostok di Rusia timur pada awal Oktober 2024.

Sekitar 10.000 tentara Korea Utara yang dikirim untuk berlatih mungkin akan menambah pasukan Rusia di dekat Ukraina selama beberapa minggu ke depan, kata Wakil Sekretaris Pers Pentagon Sabrina Singh kepada wartawan pekan ini.

Baca juga:

• Jika Benar Ada Tentara Korea Utara di Rusia, Bagaimana Nasib Ukraina?
• Korea Utara Kirim Tentara ke Ukraina, Yoon-Trudeau: Ancaman Global Makin Nyata

Pyongyang menyangkal pasukannya berlatih di Rusia, tetapi Wakil Menteri Luar Negeri Korea Utara Kim Jong Gyu mengatakan, jika pengerahan semacam itu terjadi akan sejalan dengan hukum internasional.

Adapun China menganggap Rusia dan Korea Utara sebagai mitra dekatnya.

Pemerintah AS sudah menyatakan kekhawatirannya kepada China atas keterlibatan militer Korut yang semakin dalam.

Kemenlu China dalam konferensi pers rutin pada Rabu menolak berkomentar ketika ditanya tentang pembicaraan dengan AS.

Kementerian Luar Negeri China juga tidak mengonfirmasi apakah Wang mengangkat isu pasukan Korea Utara di Rusia dengan Rudenko ketika mereka bertemu.

Baca juga: AS Tak Akan Berlakukan Batasan Senjata pada Ukraina meski Korut Bantu Rusia