Terlepas dari penembakan itu, sekelompok kecil tentara berjalan di sepanjang jalur lumpur yang berlumpur ke tempat seorang pejuang Ukraina yang tewas terbaring. Temuan itu terlihat dari pesawat tak berawak yang digunakan untuk mencari mayat dan kuburan dangkal.
“Ini risiko. Kami selalu mempertaruhkan hidup kami dan setiap saat mungkin ada beberapa peluru yang terbang dari wilayah Rusia,” kata Vitalii.
Orang Ukraina yang mati itu berbaring telentang dengan pelindung tubuh dan helm, mayat itu sudah lama ada di sana.
Pasukan Ukraina tersebut mendokumentasikan tempat kejadian dan mengangkat jenazah ke dalam kantong mayat, sebelum menuju lebih jauh di sepanjang lintasan menuju tank Rusia yang hangus.
“Otopsi akan menyusul, dan perincian situs-situs yang direkam diteruskan ke penyelidik untuk menyelidiki potensi kejahatan perang,” kata Vitalii.
Baca juga: Ukraina Klaim Tembak Jatuh Drone Iran yang Dipakai Rusia
Locals in Kozacha Lopan cry of joy when they see Ukrainian retake control of their town after 6 long months of Russian occupation.
The small town is located right at the border with Russia, north of Kharkiv.
— Visegrád 24 (@visegrad24)
Di seluruh wilayah perbatasan ini, di mana pertempuran sengit berkecamuk, desa-desa menanggung bekas luka perang yang menghancurkan. Rumah-rumah dibom dan dibakar, jalan-jalan yang dipenuhi kawah dari peluru mortir yang meledak, mobil-mobil yang hancur tergeletak di pinggir jalan.
Pada hari-hari setelah orang-orang Rusia diusir, penduduk setempat kembali untuk melihat apa yang tersisa dari rumah mereka.
“Tiga hari sebelum kami memutuskan untuk pergi, rasanya seperti neraka di sini” dari semua penembakan, kata Larysa Letiucha (56 tahun) di desa terdekat Prudyanka.
“Itu (tembakan) terbang dari semua tempat. Itu bersiul dan meledak. Kami bersembunyi di ruang bawah tanah dan ... pintu kami diledakkan.”
Dia pergi bersama keluarganya pada April, dan kembali untuk memeriksa propertinya beberapa hari setelah tentara Ukraina merebut kembali desa tersebut.
“Saya melihat kengerian. Saya masih tidak bisa menahan diri,” katanya dalam menceritakan pandangan pertamanya tentang apa yang tersisa dari rumahnya.
“Kami tinggal di sini sepanjang hidup kami. Kami sedang membangunnya, melakukan renovasi. Seluruh hidup kami diinvestasikan di sini,” ujarnya meratapi rumahnya yang hancur.