"Ini seperti tsunami," kata Abu Ali, berdiri di samping tumpukan puing yang pernah menjadi menara 14 lantai di Jalur Gaza kepada Reuters.
"Bagaimana dunia bisa menyebut dirinya beradab? Ini kejahatan perang. Kami diatur oleh hukum rimba," katanya, beberapa jam setelah gencatan senjata diumumkan.
Salah satu area komersial tersibuk di Kota Gaza, Jalan Omar al-Mukhtar, terlihat dipenuhi puing-puing dan mobil-mobil yang hancur.
Ada juga sisa-sisa logam bangunan 13 lantai, yang bengkok setelah diratakan dalam serangan udara Israel.
Sejumlah barang dagangan ditutupi jelaga, dan berserakan di dalam toko-toko yang hancur. Pekerja kota menyapu pecahan kaca dan memutar logam dari jalan dan trotoar.
"Kami benar-benar tidak mengira kerusakan sebesar ini," kata Ashour Subeih yang menjual pakaian bayi, dilansir AP pada Minggu (23/5/2021).
"Kami mengira serangan itu agak jauh dari kami. Tetapi, seperti yang Anda lihat, tidak ada area toko yang utuh."
Berbisnis selama satu tahun, Subeih memperkirakan kerugiannya dua kali lipat dari apa yang telah ia hasilkan selama ini.
Video dan foto drone menunjukkan beberapa blok kota berubah menjadi puing-puing, di antara rumah dan bisnis yang dibiarkan berdiri.
Di seberang Gaza, penilaian kerusakan infrastruktur di wilayah yang sudah bobrok itu dimulai.
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Palestina mengatakan bahwa 769 unit perumahan dan komersial tidak dapat dihuni.
Sedikitnya 1.042 unit di 258 bangunan hancur, dan lebih dari 14.500 unit mengalami kerusakan ringan.
Ongkos rekonstruksi
Gaza sekarang harus membangun kembali, setelah perang keempat Israel - Hamas sejak pendudukan daerah kantong itu pada 2007. Hamas mendirikan pusat kekuatan saingan untuk Otoritas Palestina di Tepi Barat, yang diduduki Israel.
"Sekarang kita kembali ke dilema rekonstruksi Gaza. Siapa yang akan melakukannya, Hamas atau Otoritas Palestina? Dan siapa yang akan membayar?" protes Emad Jawdat, seorang pengusaha berusia 53 tahun.
"Beberapa orang masih belum mendapatkan kompensasi atas kerugian mereka pada tahun 2014," tambahnya, mengacu pada perang terakhir dengan Israel yang berlangsung selama 50 hari.
Warga Palestina telah menerima beberapa janji bantuan keuangan untuk rekonstruksi. Mesir, yang menengahi gencatan senjata, mengatakan akan mengalokasikan 500 juta dollar AS (Rp 7,2 triliun) untuk pembangunan kembali.
Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden mengatakan pemerintahnya,yang seperti Uni Eropa dan Israel menyebut Hamas sebagai kelompok teroris, akan bekerja dengan PBB dan lainnya untuk mengumpulkan bantuan.
Hamas mengatakan sedang memperjuangkan hak-hak Palestina melawan penindasan Israel.
Pejabat Gaza mengatakan perang ini menyebabkan kerusakan senilai 40 juta dollar AS (Rp 574 miliar) pada industri, 22 juta dollar AS (Rp 315,7 miliar) pada sektor listrik dan 27 juta dollar AS (Rp 287,4 miliar) pada fasilitas pertanian.
PBB mengatakan sekitar 800.000 orang di Gaza tidak memiliki akses reguler ke air bersih pipa, karena hampir 50 persen jaringan air rusak dalam pertempuran itu.
Israel berdalih pihaknya menargetkan infrastruktur militer Hamas. Termasuk sistem terowongan luas di bawah jalan dan rumah, serta pusat komando, peluncur roket, dan rumah komandan.
Korban jiwa
Militer Israel mengatakan berusaha meminimalkan kerugian bagi warga sipil dan menuduh Hamas menggunakan warga sipil sebagai tameng manusia.
Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan setidaknya 248 warga Palestina tewas, termasuk 66 anak-anak dan 39 wanita, dengan 1.910 orang terluka. Jumlah itu tidak membedakan antara militan dan warga sipil.
Sementara di pihak Israel 12 orang tewas. Semuanya kecuali satu dari korban tewas adalah warga sipil, termasuk seorang anak laki-laki berusia 5 tahun dan seorang gadis berusia 16 tahun.
Israel menuduh Hamas dan kelompok ekstremis lainnya di wilayah itu menyembunyikan jumlah sebenarnya dari pejuang yang tewas dalam perang tersebut.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pada Jumat (21/5/2021) mengatakan bahwa lebih dari 200 militan tewas, termasuk 25 komandan senior.
Kelompok ektremis Palestina pada Sabtu (22/5/2021) memberikan laporan pertama tentang kematian dalam barisannya. Dilaporkan bahwa 19 komandan dan pejuangnya tewas, termasuk kepala unit roket di Gaza utara.
/global/read/2021/05/24/113559570/bagai-diterjang-tsunami-warga-gaza-hitung-kerusakan-pasca-perang