KOMPAS.com - Salah satu mahasiswa disabilitas Universitas Negeri Surabaya (Unesa) mempunyai pengalaman menarik saat mengikuti program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM).
Dia adalah Zelda Maharani mahasiswi Prodi S1 Musik, Fakultas Bahasa dan Seni (FBS), Universitas Negeri Surabaya (Unesa).
Meski menyandang disabilitas tunanetra, Zelda tetap bersemangat untuk mengikuti program Merdeka Belajar Kampus Merdeka.
Baca juga: Dosen Unesa: Pola Makan Tak Sehat Picu Angka Diabetes Makin Tinggi
Mahasiswi peraih juara 3 penyanyi solo Pekan Seni Mahasiswa Tingkat Universitas (Peksimitas) 2022 ini menjalani program asistensi mengajar di SLB (Sekolah Luar Biasa) Pembina Tingkat Nasional Bagian C Malang sejak awal September hingga Desember 2024.
"Karena saya senang mengajar dan berbagi pengalaman. Jadinya saya memilih untuk mengajar musik di sekolah," kata Zelda seperti dikutip dari laman Unesa, Selasa (24/9/2024).
Perempuan yang jago menulis dan public speaking ini menjelaskan, awalnya ia berencana magang di salah satu stasiun radio karena sudah memiliki dasar announcer.
Atas berbagai pertimbangan, ia akhirnya memilih menjadi sebagai pengajar musik.
"Mengajar itu asyik juga kok. Toh saya juga punya keinginan untuk buka kelas pelatihan sendiri. Tapi katakanlah takdir menuntun untuk jadi guru kelas ya it's okay, karena tujuannya masih sama," ucapnya.
Baca juga: Mahasiswa Unesa, Raih Medali Emas untuk Indonesia di Paralimpiade Paris 2024
Selama asistensi mengajar, ia merasa sangat senang karena para guru pamong dan murid-murid yang selalu mendukungnya.
Kendati mengajar bukan perkara yang mudah, ia tetap fokus memberikan yang terbaik agar para siswanya memiliki keterampilan dan pemahaman tentang musik.
"Musik tidak sekadar hobi yang dibutuhkan saat momen tertentu, tetapi musik bisa menjadi profesi, dan termasuk industri yang peluang kariernya prospek ke depan," imbuh Zelda.
Menjadi pengajar di sekolah SLB bukan hal yang sulit baginya sebab dulunya ia juga bersekolah di SLB.
Sehingga, pengalamannya bersekolah di SLB memudahkannya bisa menyesuaikan diri dan mengatasi permasalahan murid di kelas.
"Sesulit apa pun permasalahannya pasti akan selesai, karena saya yakin kunci mengajar adalah keikhlasan hati," tandas mahasiswa yang memiliki suara lembut dan berkarakter itu.
Setiap kali mengajar, akan selalu ada hal menarik, tapi ada satu hal menarik yang paling berkesan untuknya.
Dia memiliki murid yang semangat belajarnya tinggi. Gemasnya lagi murid ini selalu merasa tahu sesuatu yang terjadi padanya.
"Tiap pagi dia selalu ke asrama sekolah jemput saya dan berangkat bareng kalau lagi ada kelas musik hari itu. Saya merasa dia itu punya keterbatasan, tapi tidak membatasi dirinya sendiri. Itu yang membuat saya semangat di sana," tuturnya.
Baca juga: Satu-satunya Penyumbang Medali Emas Paralimpiade Paris 2024, Ini Sosok Leani Mahasiswa Unesa
Dia berharap agar program asistensi mengajarnya ini berjalan dengan lancar dan para muridnya bisa mengambil apa yang baik dari dirinya dan berguna untuk kehidupan mereka ke depan.
"Hidup cuma sekali, timbulkan kesan yang baik, supaya orang-orang mudah mengenang saat kita mati. Jangan biarkan orang lain mengendalikan hidup kita," pungkas Zelda.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita 优游国际.com WhatsApp Channel : . Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.