Mereka juga perlu aktif di grup WhatsApp. Terlebih, aktivitas lebih intens dilakukan di grup WhatsApp.
Survei dari IDEAS 2021 menemukan bahwa 74 persen lebih intens menggunakan WhatsApp atau Google Classroom.
Nabilla & Kartika (2020) mengatakan bahwa WhatsApp grup sangat efektif dan dapat meningkatkan minat belajar.
Efeknya sangat positif bagi mahasiswa. WhatsApp pun bisa jadi wadah diskusi atau bertanya jika ada materi sebelumnya yang dirasa masih kurang pembahasannya.
Pengajar masa kini perlu sekali memaksimalkan grup WhatsApp/chat lain sebagai wadah untuk sharing dan berbagi ilmu pengetahuan. Manfaatkan dengan semaksimal mungkin.
PJJ akan menjadi model pendidikan masa depan. Ari Santoso Wibowo mengatakan bahwa PJJ adalah pendamping setara dari sistem pendidikan yang ada.
PJJ tidak akan bersaing dengan sistem tatap muka yang selama ini kita jalani. Justru PJJ dapat merangkul orang-orang yang tidak mampu secara materi dan jarak untuk mengikuti sistem konvensional.
Selain itu, PJJ merupakan konsekuensi dari kemajuan yang pesat, meskipun konsekuensinya berat. Tetapi, pendidikan harus mengikuti perkembangan zaman dan kita perlu mengadopsinya sebagai bagian dari perubahan.
Coursera menjadi bukti nyata bahwa PJJ bisa menjadi alternatif pendidikan, di mana masyarakat dapat mengakses pendidikan secara lebih fleksibel dan tidak terkendala jarak.
Di dalam UU Perguruan Tinggi Nomor 12 tahun 2012, pasal 31, PJJ merupakan proses belajar mengajar jarak jauh dengan menggunakan berbagai media komunikasi, yang ditujukan untuk masyarakat yang tidak mampu mengakses pendidikan tatap muka.
Selain itu, di dalam Permendikbud Nomor 109 tahun 2013, dalam pasal 6 ayat 1, dikatakan bahwa capaian PJJ sama dengan pembelajaran tatap muka.
Lebih lanjut, di dalam pasal 10 ayat 1, universitas diberikan keleluasan untuk menentukan mekanisme pembiayaan sesuai dengan ketentuan undang-undang yang berlaku.
Dalam pasal 15, program studi yang terakreditas A dan B bisa menyelenggarakan PJJ, meskipun berbeda secara cakupan wilayah.
Artinya, sebenarnya PJJ bisa melengkapi bahkan mengganti sistem tatap muka karena capaiannya yang sama.
Kelebihan dari PJJ adalah sifatnya yang inklusif, terbuka, dan dinamis, yang dapat mendorong pembelajaran mandiri bagi semua pihak dengan memanfaatkan teknologi untuk distribusi pengetahuan melintasi ruang dan waktu, sehingga PJJ dapat memudahkan akses pendidikan bagi masyarakat banyak.
Perbedaan antara PJJ dan tatap muka hanya terletak di medianya saja, tanpa menghilangkan substansi pembelajaran itu sendiri.
Melihat karakteristik dari anak muda, tentu pendidikan jarak jauh akan semakin digandrungi oleh mereka, terlebih anak muda sangat memahami teknologi atau bisa disebut tech-savvy.
Contoh paling konkretnya adalah bagaimana atensi anak muda untuk berkuliah di Universitas Terbuka (UT).
Berdasarkan data mereka di April 2021, ada 126.267 mahasiswa di bawah usia 25 tahun yang mengambil kuliah di UT.
Alasan mahasiswa mengambil kuliah di sana adalah karena fleksibilitasnya, sehingga bisa berkuliah sambil mencari pengalaman magang atau bahkan bekerja.
Anak muda sekarang memiliki semangat dan ambisi yang positif untuk meraih cita-cita mereka.
Mereka ingin merasakan pengalaman di dunia profesional sedini mungkin tanpa menganggu jadwal kuliah mereka.
Pendidikan jarak jauh mampu memfasilitasi ambisi positif anak muda. Ini berarti, akan semakin banyak anak muda yang meminati kuliah daring karena fleksibilitasnya dan kemungkinan untuk tetap belajar sambil bekerja, berbisnis atau mencari pengalaman lainnya yang dapat membangun portfolio mereka.
Namun, perubahan instan dari luring menjadi daring menunjukkan kebutuhan akan infrastruktur dan meningkatkan kapasitas guru/dosen.
Terlebih, tidak semua guru/dosen berkapasitas baik tersebar merata ke seluruh wilayah Indonesia.
Selain itu, akses internet yang masih belum merata, dan tidak semua institusi pendidikan memiliki kualitas yang sama.
Ini tentu memengaruhi bagaimana luaran pendidikan itu sendiri, sehingga menghasilkan murid dengan kualitas yang tidak sama.
Konsekuensinya, Indonesia hanya memiliki SDM berkualitas di daerah tertentu saja. Masalah-masalah ini menjadi pekerjaan rumah kita bersama.
Oleh karena itu, ada beberapa masukan yang ingin saya usulkan agar kendala di PJJ bisa teratasi.
Pertama, menyesuaikan pelaksanaan PJJ sesuai dengan kondisi perguruan tinggi masing-masing.
Ini perlu evaluasi berkala di setiap institusi pendidikan agar Kemendikbud-ristek mampu memetakan penyesuaian yang tepat.
Kedua, membentuk gugus kerja di kampus untuk memastikan proses transformasi digital pelaksanaan PJJ berjalan lancar.
Kampus harus berperan aktif dalam memastikan terlaksananya transformasi digital, terutama pimpinan universitas.
Pimpinan universitas perlu memastikan segala hal yang dibutuhkan untuk melakukan PJJ tersedia dan dalam kondisi yang baik.
Ketiga, memberikan otonomi luas kepada universitas maupun sekolah dalam pelaksanaan PJJ. Setiap universitas memiliki kelebihan dan kekurangan, sehingga pelaksanaan PJJ akan lebih baik jika kampus diberi kebebasan dalam metode pelaksanaannya. Kampus akan menyesuaikan PJJ sesuai dengan kapasitas mereka.
Keempat, melengkapi dan memperkuat kompetensi dosen/guru untuk mahir mengajar dengan gaya PJJ agar transfer ilmu berjalan secara maksimal.
Kompetensi yang dibutuhkan termasuk literasi digital, kemampuan untuk mengoperasikan teknologi.
Selain hard skill, soft skill seperti kreativitas, inovasi, dan kolaborasi juga penting agar PJJ bisa lebih optimal dan interaksi antara dosen/guru dan siswa/mahasiswa berjalan jauh lebih optimal dan kelas menjadi lebih hidup.
Terakhir, menjaga dan membuka kemitraan swasta, antar perguruan tinggi dan pemerintah di sektor pendidikan.
Kolaborasi sekarang ini menjadi sangat penting, terlebih setiap entitas memiliki kelebihan yang bisa saling mengisi.
Selain itu, dengan dunia yang cepat berubah, kampus tidak bisa berjalan sendiri. Oleh karena itu, pihak kampus bisa mulai dari sekarang menjalin kemitraan dengan pihak-pihak yang dibutuhkan agar bisa memenuhi kebutuhan universitas dalam melakukan PJJ.
Dua tahun terakhir cukup menjadi pembelajaran bagi kita semua tentang mekanisme yang efektif dalam melaksanakan PJJ.
Kita tahu apa yang harus diperbaiki dan ditingkatkan. Pendekatan sistemik yang jangka panjang harus dilakukan, tetapi tidak melupakan perbaikan jangka pendek.
Pendidikan adalah sektor paling penting dan sudah menjadi tanggung jawab kita untuk meningkatkan kualitas pendidikan kita. Saatnya meningkatkan kualitas pendidikan kita melalui potensi PJJ!
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita 优游国际.com WhatsApp Channel : . Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.