KOMPAS.com - Penambangan minyak bumi di Indonesia memiliki sejarah panjang yang bisa dilacak sampai ke era kolonial Belanda.
Profesor Geokimia Petroleum Institut Teknologi Bandung (ITB) Eddy Ariyono Subroto mengatakan, pencarian minyak bumi di Indonesia dimulai pada 1871.
Pada masa itu, pengeboran beberapa sumur minyak bumi dilakukan di Jawa Barat oleh pengusaha Belanda, tetapi belum membuahkan hasil.
Rembesan minyak bumi di Indonesia justru ditemukan pertama kali secara tidak sengaja di daerah Langkat, Sumatera Utara, pada 1883.
"Dari temuan rembesan secara tidak sengaja tersebut, akhirnya dua tahun kemudian minyak bumi berhasil ditemukan dari sumur Telaga Tunggal," kata Eddy, dikutip dari laman , 14 Agustus 2020.
Lokasi tersebut lantas dikenal sebagai Telaga Said, dan menjadi lapangan minyak pertama serta titik awal produksi minyak bumi di Indonesia.
Dikutip dari , pencarian sumber minyak di Indonesia pertama kali dilakukan di Majalengka, Jawa Barat, oleh pengusaha Belanda, Jan Reerink, pada 1871.
Sementara, penemuan minyak secara komersial terjadi pada 1883 di Telaga Said, Pangkalan Brandan, Langkat, Sumatera Utara.
Dua tahun kemudian, berdiri perusahaan minyak pertama yang melakukan pengeboran komersial, yaitu Royal Dutch Petroleum Company.
Setelah itu, dibentuk perusahaan Koninklijke Petroleum Maatschappij untuk mengusahakan minyak di Sumatera Utara pada 1890.
Pada periode yang sama, kilang-kilang minyak lain dibuka di berbagai daerah, salah satunya di Cepu, Jawa Timur.
Perusahaan Koninklijke Petroleum Maatschappij dan Shell Transport and Trading Company bergabung membentuk Bataafsche Petroleum Maatschappij (BPM) pada 1907.
BPM mengoperasikan daerah-daerah minyak sekitar Cepu, dan membangun instalasi minyak berkapasitas kecil.
Pada 1920, BPM memperoleh kontrak untuk mengusahakan daerah Jambi.
Kemudian, dibentuk N. V. Nederlandsch-Indische Aardolie Maatschappij (NIAM), dengan modal gabungan antara BPM dan Hindia Belanda. Manajemen berada di tangan BPM.