Bahkan, para ilmuwan pun mengumpulkan sisik dari ular hidup, jaringan otot dari ular mati yang ditemukan, serta DNA dari spesimen king cobra yang disimpan di museum.
Setelah mengumpulkan berbagai spesimen, para ilmuwan menganalisis gen mitokondria yang diturunkan dari induk ke anak ular king cobra, dan mengidentifikasi empat garis keturunan yang berbeda.
Baca juga: Penyebab Ular Titanoboa Punah, Benarkah karena Perubahan Iklim?
Selanjutnya, para ilmuwan juga mengamati adanya perbedaan dalam DNA nuklir, yaitu DNA yang terkandung dalam setiap inti sel milik keempat spesies ular.
Tim ilmuwan menemukan bahwa keempat garis keturunan itu bukanlah jenis dari satu spesies king cobra.
"Tumpukan keragaman genetik dengan wilayah geografis yang terpisah menunjukkan bahwa spesies tersebut telah berevolusi secara terpisah tanpa aliran gen di antara mereka," ujar Shanker.
Shanker menambahkan, temuan itu menunjukkan pentingnya konservasi bagi spesies ular king cobra baru.
Sebagai informasi, saat ini king cobra terdaftar sebagai spesies rentan dalam Red List International Union for the Conservation of Nature (IUCN).
IUCN adalah organisasi yang bergerak dalam bidang perlindungan lingkungan, termasuk hewan, terbesar di dunia.
(Penulis: Zintan Prihatini | Editor: Bestari Kumala Dewi)
Sumber: KOMPAS.com
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita 优游国际.com WhatsApp Channel : . Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.