KOMPAS.com - Memanaskan makanan sisa buka puasa untuk dikonsumsi kembali saat sahur seringkali dilakukan saat bulan Ramadhan.
Pasalnya, tak semua orang memiliki waktu dan tenaga untuk memasak makanan baru saat sahur selama sebulan penuh.
Akhirnya, solusi yang dipilih adalah memanaskan makanan buka puasa agar dapat dikonsumsi saat sahur.
Akan tetapi, pastikan makanan buka puasa yang hendak dipanaskan belum basi dan masih layak dikonsumsi.
Sebagaimana diberitakan KOMPAS.com pada Minggu (18/4/2021), berikut ini penjelasan ahli gizi mengenai memanaskan makanan sisa buka puasa untuk dimakan saat sahur.
Baca juga: Cara Asyik Belajar Al Quran bagi Muslim Milenial di Bulan Ramadhan
Dosen dan peneliti Departemen Gizi dan Kesehatan UGM, Fasty Arum Utami mengatakan, memanaskan makanan dapat mempengaruhi gizi yang dikandung makanan.
"gizi makanan yang dimasak berulang, semakin berkurang nilainya," ujar Fasty.
Selain itu, Fasty menambahkan, proses memasak pun bisa mengurangi beberapa kandungan gizi dari makanan.
"Proses pemasakan memang bisa membuat beberapa kandungan zat gizi berkurang," kata Fasty.
Akan tetapi, Fasty menjelaskan, tidak semua proses pemasakan merugikan. Ada juga proses memasak yang bisa membantu agar makanan lebih mudah dicerna.
Baca juga: Ragam Tradisi Unik Menyambut Ramadhan di Berbagai Daerah di Indonesia
"Tetapi proses pemasakan tertentu juga membantu tubuh untuk mengolah makanan atau mencerna makanan yang masuk dengan lebih baik," terangnya.
Fasty menyarankan agar makanan dipanaskan seminimal mungkin agar gizi yang dikandungnya tetap terjaga.
"Satu kali dipanaskan kembali sudah cukup," ucap Fasty.
Jika lebih dari satu kali dipanaskan, kualitas makanan tidak sebaik ketika baru dimasak pertama kali.
"Lebih dari itu, sifat organoleptiknya, seperti rasa, bau, tekstur juga sudah tidak sebaik saat pertama kali matang," ujarnya.
Baca juga: Memahami Apa Itu Hisab dan Rukyat, Dua Metode untuk Menentukan Awal Ramadhan