Dikutip dari Verywell Health, infeksi pneumonia bilateral dapat disebabkan oleh jamur, bakteri (Streptococcus pneumoniae dan Mycoplasma pneumoniae), serta virus (influenza dan coronavirus).
Terdapat juga faktor lain yang membuat pneumonia lebih berisiko terjangkit oleh pasien, yaitu usia yang ekstrem (di bawah 2 tahun atau di atas 65 tahun), dan penyakit kronis seperti diabetes, asma, serta jantung.
Kemudian, imunitas rendah, kebiasaan buruk seperti merokok, serta malnutrisi juga dapat memperkuat risiko penyakit pneumonia.
Dikutip dari Healthline, berikut gejala-gejala penyakit pneumonia bilateral yang dirasakann tubuh.
Baca juga: 5 Warisan Pemikiran Paus Fransiskus untuk Dunia
Sementara itu, pada kasus pneumonia berjenis interstisial bilateral, penurunan fungsi paru dapat terjadi lebih parah dari pneumonia bilateral.
Pneumonia interstisial bilateral adalah pneumonia yang lebih parah dari pneumonia biasa.
Hal itu disebabkan pneumonia ini mempengaruhi hingga ke jaringan yang ada di sekitar alveoli.
Gejala pneumonia interstisial bilateral hampir sama dengan pneumonia bilateral, namun dapat melibatkan sesak napas yang lebih parah, serta tanda-tanda peradangan seperti penurunan fungsi paru-paru.
Baca juga: Kronologi Paus Fransiskus Jalani Perawatan Pneumonia Sebelum Meninggal
Berikut pencegahan yang dapat Anda lakukan agar dapat mengurangi potensi menderita pneumonia.
Vaksin pneumokokus melindungi tubuh dari Streptococcus pneumoniae.
Vaksin influenza membantu mencegah flu berat yang dapat berkembang menjadi pneumonia, terutama pada orang dengan daya tahan tubuh rendah.
Rokok dapat merusak silia, yaitu rambut halus di saluran napas yang bertugas membersihkan kotoran dan mikroba dari paru-paru.
Merokok juga melemahkan sistem kekebalan tubuh yang dapat mempermudah terkena infeksi.
Baca juga: Paus Fransiskus Meninggal Dunia di Usia 88 Tahun
Jika tidak mencuci tangan, kuman bisa masuk ke tubuh melalui mulut, hidung, atau mata, lalu menjangkau saluran napas.
Pneumonia sering ditularkan melalui droplet atau percikan air liur saat seseorang batuk, bersin, atau berbicara.
Kontak dekat dengan orang yang sakit (terutama di ruang tertutup) meningkatkan risiko tertular kuman penyebab pneumonia.
Sistem imun seseorang yang sehat pun bisa kewalahan jika terpapar kuman dalam jumlah besar secara langsung.
Baca juga: Profil Paus Fransiskus, Pemimpin Umat Katolik yang Wafat Hari Ini
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita 优游国际.com WhatsApp Channel : . Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.