优游国际

KOMPAS.com - Femomena hujan meteor Lyrid diperkirakan akan mengiasi langit bumi pada tanggal 21 dan 22 April 2025.

Hujan meteor Lyrid adalah salah satu hujan meteor tertua yang diketahui, bahkan telah diamati selama 2.700 tahun.

Diketahui, penampakan pertama hujan meteor Lyrid tercatat pada tahun 687 SM oleh bangsa China.

Baca juga: Puncak Hujan Meteor Lyrid Akan Hiasi Langit pada 21-22 April 2025

Dilansir dari laman National Geographic, hujan meteor Lyrid berlangsung dari tanggal 17 hingga 26 April 2025, namun tanggal 21 dan 22 April merupakan waktu terbaik untuk menyaksikannya.

Hujan meteor tersebut diperkirakan mencapai puncaknya antara 21-22 April, sehingga memungkinkan Anda untuk melihat hingga 18 meteor per jam dalam kondisi ideal.

Pemandangan terbaik untuk melihat hujan meteor Lyrid adalah saat langit gelap dan tanpa cahaya bulan.

Jika langit cerah, pergi ke lapangan atau tempat yang gelap dan jauh dari polusi cahaya. Itu akan meningkatkan peluang Anda untuk melihat meteor dengan lebih jelas.

Baca juga: Hujan Meteor Perseid, Bahayakah Ratusan Bintang Jatuh Masuki Bumi?

Apakah hujan Meteor Lyrid bisa dilihat di Indonesia?

Fenomena hujan meteor Lyrid dapat terlihat di seluruh langit bumi. Artinya, masyarakat di wilayah Indonesia juga berpotensi menyaksikan fenomena tersebut.

Karena meteor-meteor tersebut melintasi sebagian besar langit, Anda bahkan dapat menyaksikannya dengan mata telanjang tanpa teropong atau teleskop.

Namun, meskipun meteor dapat muncul di bagian langit mana pun, sebagian besar meteor akan tampak lebih jelas memancar dari konstelasi Lyra.

Baca juga: Jadwal dan Cara Melihat Puncak Hujan Meteor Lyrid 21-22 April 2025, Bisa Dilihat di Indonesia

Konstelasi Lyra adalah konstelasi harpa yang menjadi asal muasal hujan meteor Lyrid. Carilah Lyra di dekat bintang terang Vega, yang tersembunyi di langit timur laut.

Hujan meteor dimulai di atas cakrawala timur laut pada sore hari, dan Anda dapat melihat meteor sepanjang malam.

Di langit belahan Bumi selatan, Lyra akan berada di atau di bawah cakrawala, sehingga kemungkinan di sana hanya akan terlihat sedikit meteor.

Baca juga: Ramai soal Fenomena Mirip Meteor Jatuh di Langit Malioboro, Ini Faktanya

Mengenal hujan meteor Lyrid

iStockphoto/SKY2014 Ilustrasi hujan meteor Lyrid.

Objek induk hujan meteor Lyrid adalah komet C/1861 G1 Thatcher. Nama Lyrid diambil berdasarkan konstelasi Lyra, tempat meteor-meteor tersebut muncul.

Dikutip dari laman NASA, komet Thatcher ditemukan pada tanggal 5 April 1861 oleh AE Thatcher. Ia berinteraksi dengan atmosfer untuk menciptakan hujan meteor Lyrid.

Meski Lyrid tidak cenderung meninggalkan jejak debu panjang dan bercahaya di belakangnya saat melesat melewati atmosfer Bumi, mereka tetap dapat menghasilkan kilatan sangat terang.

Hujan meteor terjadi saat Bumi melintasi jalur komet dan bertabrakan dengan jejak serpihan komet.

Baca juga: 9 Fenomena Langit yang Bisa Disaksikan pada 2025, Ada Blood Moon di Bulan Maret

Itulah sebabnya hujan meteor terjadi pada waktu yang sama setiap tahun dan tampak berasal dari titik-titik tertentu di langit.

Biasanya, ada sekitar 10-20 meteor Lyrid dapat terlihat per jam selama puncaknya. Namun, fenomena hujan meteor Lyrid juga pernah hadir sebanyak 100 meteor yang terlihat per jam.

Diketahui, penampakan hujan meteor Lyrid yang lebat terjadi pada tahun 1803 (Virginia), 1922 (Yunani), 1945 (Jepang), dan 1982 (Amerika Serikat).