KOMPAS.com - Berburu Koin Jagat menjadi salah satu fenomena yang banyak dibicarakan dalam beberapa waktu terakhir.
Koin Jagat mengajak para pengguna untuk mencari koin yang tersebar di sejumlah lokasi di kota-kota tertentu, yang informasinya diakses melalui aplikasi Jagat.
Namun, munculnya permainan berburu Koin Jagat juga menuai sejumlah kontroversi dan dianggap meresahkan oleh banyak pihak.
Mengapa demikian?
Baca juga: Demam Berburu Koin Jagat, Apa yang Perlu Diketahui?
Koin Jagat adalah salah satu permainan di aplikasi Jagat. Anda diminta untuk menemukan koin yang tersebar di beberapa lokasi, yang nantinya bisa ditukar menjadi uang tunai.
Aplikasi ini awalnya digunakan untuk menunjukkan lokasi real-time penggunanya, serta menandai tempat favorit dan berkesan.
Aplikasi Jagat kemudian menawarkan permainan "Jagat Coin Hunt" atau Koin Jagat yang bisa ditukar dengan total hadiah Rp 850.000.000 di Jakarta pada Desember 2024.
Koin yang ditemukan memiliki nilai, mulai dari Rp 300.000 hingga Rp 100 juta. Karena diminati, permainan Koin Jagat diperluas ke wilayah Surabaya, Bandung, dan Bali.
Baca selengkapnya: Apa Itu Koin Jagat, Aplikasi Berburu Uang yang Sedang Ramai Dimainkan?
Permainan berburu Koin Jagat menjadi ramai karena hadiah uang tunai yang ditawarkan. Namun, tren unik ini juga memberikan sejumlah dampak masalah.
Misalnya pemburu Koin Jagat di Surabaya yang menyisir sampai mengobok-obok selokan, menaiki jembatan penyeberangan orang, hingga memanjat balkon bangunan.
Di Jakarta, pencarian Koin Jagat mengakibatkan kerusakan fisik sarana dan prasarana di dalam kawasan Gelora Bung Karno (GBK).
Bahkan Pj Wali Kota Bandung A Koswara meminta agar permainan berburu Koin Jagat dihentikan, imbas taman di Kota Bandung dirusak gara-gara game tersebut.
Baca selengkapnya: