KOMPAS.com - Situasi di Rusia memanas setelah pemimpin kelompok tentara bayaran Wagner Group, Yevgeny Prigozin membelot dari Rusia.
Prigozhin bahkan mengeklaim pasukannya telah memasuki Rusia untuk menyingkirkan pimpinan tertinggi negara tersebut.
Hal ini disebut bermula dari pernyataan Prigozhin yang mengeklaim militer Rusia menyerang kamp Wagner dan membunuh sebagian besar anak buahnya.
Ia pun bersumpah untuk membalas dan menghancurkan militer Rusia, dikutip dari .
Baca juga: 5 Dampak Perang Rusia-Ukraina bagi Indonesia, Apa Saja?
Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Perang Rusia-Ukraina Dimulai
Lantas, apa itu Wagner Group hingga disewa oleh Rusia?
Pada saat itu, mereka adalah organisasi rahasia, beroperasi sebagian besar di Afrika dan Timur Tengah, dan diperkirakan hanya memiliki sekitar 5.000 tentara yang berasal dari veteran resimen elit Rusia.
Sejak itu, Wagner Group telah berkembang pesat.
"Wagner hampir pasti sekarang memimpin 50.000 pejuang di Ukraina dan telah menjadi komponen kunci dari kampanye Ukraina," kata Kementerian Pertahanan Inggris pada Januari 2023, dikutip dari .
Baca juga: Mengapa Amerika Serikat Terlibat di Perang Rusia dan Ukraina?
Kelompok itu disebut mulai merekrut dalam jumlah besar pada 2022, karena Rusia kesulitan menemukan orang untuk tentara reguler.
Awal tahun ini, Dewan Keamanan Nasional AS menyebutkan, sekitar 80 persen pasukan Wagner di Ukraina ditarik dari penjara.
Meskipun tentara bayaran ilegal di Rusia, Grup Wagner terdaftar sebagai perusahaan pada 2022 dan membuka markas baru di St Petersburg.
"Ini secara terbuka merekrut di kota-kota Rusia, di papan reklame, dan disebut di media Rusia sebagai organisasi patriotik," kata Dr Samuel Ramani, dari think tank Royal United Services Institute.
Baca juga: Mengapa Perang Rusia-Ukraina Bisa Memicu Kenaikan Harga Mi Instan?
Di Afrika, Wagner Group telah beroperasi dalam konflik sipil di Libya, dikutip dari