KOMPAS.com - Peristiwa munculnya petir di puncak Gunung Merapi baru-baru ini menjadi perbincangan warganet di Twitter.
Dari video yang diunggah akun , puncak Gunung Merapi yang semula tertutup awan dan asap hitam tebal tiba-tiba menyala akibat sambaran petir.
Video berdurasi tiga detik tersebut juga memperlihatkan sambaran petir muncul sebanyak empat kali.
Munculnya petir mengundang perhatian warganet lantaran peristiwa ini terjadi bersamaan ketika Gunung Merapi menunjukkan aktivitas vulkanik sejak dilaporkan erupsi pada Sabtu (11/3/2023) lalu.
"Petir di Merapi terekam cctv," tulis akun tersebut.
Hingga Sabtu (18/3/2023), video muncul petir di puncak Gunung Merapi sudah ditayangkan sebanyak 93.700 kali dan disukai 1.412 kali.
Lantas, mengapa bisa petir muncul di puncak Gunung Merapi yang sedang erupsi?
Baca juga:
Kepala Pusat Riset Iklim dan Atmosfer (Prima) Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Albertus Sulaiman memberi penjelasan terkait munculnya petir di puncak Gunung Merapi yang sedang erupsi.
Ia mengatakan bahwa peristiwa tersebut diberi nama volcanic lighting atau badai petir yang disebabkan oleh letusan gunung api.
"Material vulkanik yang terlepas ke atmosfer menjadi 'awan vulkanik' dapat membangkitkan listrik statis," kata Albertus kepada 优游国际.com, Sabtu (18/3/2023).
Ia melanjutkan, adanya listrik statis dapat menyebabkan lompatan muatan listrik antarawan vulanik.
Hal yang sama juga dapat terjadi antara awan vulkanik dengan awan biasa akibat evaporasi atau proses penguapan air.
Sehingga erupsinya sebuah gunung berapi dapat meningkatkan kemungkinan badai petir, seperti terjadi di puncak Gunung Merapi.
"Secara umum seperti itu. Potensi terjadi badai petir cukup tinggi," jelas Albertus.
Baca juga: