KOMPAS.com - Sejumlah wilayah mengalami hujan es seperti di Surabaya, Semarang, Nganjuk, hingga Lampung pada Senin (21/2/2022).
Diperkirakan fenomena hujan es di sejumlah daerah ini masih akan bisa berlangsung hingga Maret-April mendatang.
Fenomena hujan es ini juga diunggah dalam bentuk foto yang disebarluaskan warganet. Foto itu menampilkan 4 batuan es sebesar ibu jari.
???? di Surabaya Hujan Es, agak serem si. Yg di jalan hati-hati yahh.
— ???? (@convomf)
Hingga Selasa (22/2/2022), twit itu sudah di-retwit sebanyak 2.800 kali dan disukai sebanyak lebih dari 17.100 kali oleh pengguna Twitter lainnya.
Baca juga:
Apa yang menyebabkan terjadinya fenomena hujan es dan akan terjadi hingga kapan?
Deputi Bidang Meteorologi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Guswanto menjelaskan fenomena hujan es merupakan kejadian cuaca ekstrem yang tengah melanda sejumlah wilayah di Indonesia.
Kejadian hujan es tersebut disertai juga dengan hujan intensitas lebat dalam durasi singkat yang disertai kilat atau petir dan angin kencang.
"Fenomena hujan es merupakan salah satu fenomena cuaca ekstrem yang terjadi dalam skala lokal dan ditandai dengan adanya jatuhan butiran es yang jatuh dari awan serta dapat terjadi dalam periode beberapa menit," ujar Guswanto dalam keterangan resmi yang diterima 优游国际.com, Selasa (22/2/2022).
Di sisi lain, Prakirawan Cuaca BMKG Ida Pramuwardhani mengatakan bahwa hujan es atau hail berasal dari butiran es yang terbentuk di dalam awan Cumulonimbus (Cb).
"Hujan es terbentuk di dalam awan Cb yang sangat dingin di bagian atas, kemudian jatuh ke permukaan akibat gaya grafitasi dan masih dalam bentuk es," ujar Ida saat dihubungi 优游国际.com, Selasa (22/2/2022).
Kondisi ini terbentuk akibat kondisi atmosfer yang sangat labil yang menyebabkan pengangkatan massa udara sangat kuat hingga terbentuk awan cumulunimbus yang sangat besar.
Baca juga: Surabaya Diguyur Hujan Es, BMKG Jelaskan Fenomena yang Terjadi