KOMPAS.com - Para astronom meneliti berbagai teori tentang penciptaan alam semesta.
Meski ada beberapa pemikiran, namun salah satu teori yang terkenal adalah Teori Big Bang atau ledakan besar.
Mengutip teori Big Bang adalah penjelasan utama tentang bagaimana alam semesta dimulai.
Baca juga: NASA Bangun Teleskop Super Mahal untuk Selidiki Misteri Big Bang
Teori Big Bang mengatakan bahwa alam semesta ini dimulai dari satu titik tunggal yang sangat panas dan padat kemudian mengembang hingga membentang jauh.
Alam semesta setelah meledak itu mengembang dengan kecepatan yang tak terbayangkan, tapi kemudian kecepatannya mengecil menjadi lebih terukur.
Pengembangan itu telah berlangsung selama 13,8 miliar tahun. Bahkan sekarang juga masih mengembang.
Melansir 17 Maret 2021, ide big bang ini muncul pada 1927 dari seorang astronom bernama Georges Lemaitre.
Dia mengatakan bahwa dahulu kala, alam semesta dimulai hanya sebagai satu titik.
Dia mengatakan alam semesta membentang dan meluas hingga menjadi sebesar sekarang, dan itu bisa terus meregang.
Hanya dua tahun kemudian, seorang astronom bernama Edwin Hubble memperhatikan bahwa galaksi lain sedang menjauh dari galaksi tempat manusia tinggal, meski tidak semua.
Galaksi terjauh bergerak lebih cepat daripada yang dekat dengan galaksi ini.
Hal itu membuktikan apa yang dipikirkan Lemaitre. Jika hal-hal bergerak terpisah, itu berarti bahwa dulu, semuanya telah berdekatan.
Ketika alam semesta dimulai, panasnya sekitar 5,5 miliar derajat celcius.
Saat itu alam semesta hanya terdiri atas partikel kecil bercampur dengan cahaya dan energi. Tidak seperti yang dilihat sekarang.
Baca juga: 4 Teori Terbentuknya Alam Semesta