KOMPAS.com - Sebuah unggahan berisi informasi mengenai adanya warganet yang menceritakan bahwa adiknya yang berumur 18 tahun sering marah-marah dalam kurun waktu 3-5 tahun belakangan ramai di media sosial pada Sabtu (22/1/2022).
Informasi itu diunggah oleh akun Twitter .
Dalam utas twit dijelaskan, sang adik mulai marah-marah jika hal yang dia inginkan tidak segera dituruti.
"Awalnya perlakuannya masih bisa ditangani... Tapi lama kelamaan, perlakuannya sudah susah buat diatasi.... Yang saya mau hanya adik saya dipisahkan dari bapak dan mamah saya... Karena adik saya adalah ancaman buat keluarga saya... Mau itu ancaman fisik atau materi," tulis pengunggah dalam pesan yang dikirimkan ke akun Instagram Komnas HAM.
Selain itu, ada juga beberapa video yang memperlihatkan dugaan kemarahan remaja 18 tahun tersebut dengan melukai ayahnya dan menghancurkan barang-barang rumah.
Baca juga: Cara Buat Video Nationality Challenge, Viral di TikTok dan Instagram
Dari kejadian tersebut, beberapa warganet pun menyarankan agar remaja tersebut dibawa ke psikiater/psikolog.
"Maaf kak menurut ku tolong jangan terlalu kasar ke bapaknya, kasian beliau udah jadi sasaran kemarahan si adek. dan adeknya mungkin bisa dibawa ke psikolog/psikiater, itu marahnya udah gak wajar.
moots kalo lewat bantu rt plis, thank u :(" tulis akun Twitter .
"Konsul ke psikiater aja, sepertinya ade km punya masalah mental/kejiwaan.
Ak ndak bisa komen banyak ya soal kesehatan mental/kejiwaan, krn bukan bidangku, jd ak colek aja ahlinya; Mbah
@mbahndi . Semoga beliau berkenan memberikan pencerahan. "Halo mbah, maap ak colek ya."hehe," tulis lainnya.
Hingga Minggu, (23/1/2022), twit itu sudah diretwit sebanyak 24.700 kali dan disukai sebanyak 81.600 kali oleh pengguna Twitter lainnya.
Baca juga: Viral, Video Pengguna KRL Bawa Dagangan Ribut dengan Petugas, Ini Kronologinya
Menanggapi unggahan tersebut, psikiatri adiksi dari Klinik Adiksi Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo Jakarta, dr Enjeline Hanafi, BMedSci, SpKJ mengatakan bahwa memang ada masalah emosi dan perilaku pada remaja tersebut.
"Jelasnya bahwa ada masalah emosi dan perilaku pada remaja tersebut. Perlu diketahui apakah hal ini sudah berulang apa tidak dan sudah mengganggu aktivitas sehari-harinya walau tentu relasi dengan orangtua sudah bermasalah," ujar Enjeline saat dihubungi 优游国际.com, Minggu (23/1/2022).
Ia menjelaskan, remaja adalah usia rentan untuk mengalami masalah emosional dan perilaku.
Sebab, saat itu remaja dalam masa pencarian jati diri dan bagian otak yang mengatur tentang perencanaan dan kontrol diri belum berkembang sempurna.
"Orangtua perlu bijak dan konsisten dalam menghadapi anak. Komunikasi dengan remaja tentang keinginan dan harapannya secara dua arah. Ajak diskusi dan remaja bisa negosiasi dengan orangtua," lanjut dia.