KOMPAS.com – Pesawat Sriwijaya Air SJ 182 rute Jakarta-Pontianak hilang kontak pada Sabtu (9/1/2021) sekitar pukul 14.40 WIB.
Diduga pesawat terjatuh di sekitar Pulau Laki, Kepulauan Seribu.
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan pesawat hilang kontak usai 4 menit lepas landas dari Bandar Udara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten.
Baca juga: Mengenal Pulau Laki, Tempat Latihan Tempur TNI AL yang Diduga Jadi Lokasi Jatuhnya Sriwijaya Air
Sriwijaya Air SJ 182 lepas landas pukul 14.36 WIB dan dinyatakan hilang kontak pukul 14.40 WIB.
Terkait terjadinya loss contact pesawat Sriwijaya Air SJ 182 ini, muncul sejumlah pendapat netizen yang menghubungkan usia pesawat Sriwijaya yang sudah berusia 26 tahun.
"Wtf the plane is 26 years old!!!!!," tulis akun @xximbecile.
Baca juga: Sriwijaya Air Hilang Kontak, Ini Deretan Kecelakaan Pesawat di Indonesia dalam Satu Tahun Terakhir
Wtf the plane is 26 years old!!!!!
— imbecile???????? (@xximbecile)
"Katanya sih karna pesawatnya udah terlalu tua kak, itu usia pesawatnya 26,7 tahun sedangkan masa pemakaian pesawat paling lama 20 tahun, katanya sih gitu," tulis akun @hangyulanakkuat.
Baca juga: Pesawat Sriwijaya Air Hilang Kontak, Tagar SJ182 Trending di Twitter
katanya sih karna pesawatnya udah terlalu tua kak, itu usia pesawatnya 26,7 tahun sedangkan masa pemakaian pesawat paling lama 20 tahun, katanya sih gitu
— chaa???? (@hangyulanakkuat)
Baca juga: Ramai Inspeksi Boeing 737, Mengapa Pesawat Bisa Mengalami Keretakan?
Lantas, apakah usia pesawat berpengaruh terhadap kecelakaan sebuah pesawat?
Pengamat penerbangan Alvin Lie mengatakan, usia pesawat tidak ada hubungannya dengan kelayakan terbang suatu pesawat.
“Usia pesawat tak ada kaitannya dengan kelaikudaraan atau safety. Pesawat yang usia 3 bulan saja bisa mengalami kecelakaan. Pesawat 50 tahun tetap layak terbang tetap aman,” ujarnya saat dihubungi 优游国际.com, Minggu (10/1/2021).
Ia mengatakan usia pesawat lebih berkorelasi dengan efisiensi.
Baca juga: Misi Pesawat Change 5 Milik China, Luar Angkasa, dan Sampel Batuan Bulan...
Hal ini misalnya terjadi pada desain sayap pesawat, di mana pesawat yang lama karena menggunakan teknologi lama maka suatu pesawat dapat memiliki bobot yang lebih berat.
Terlebih karena pesawat model lama menggunakan bahan aluminium.
Adapun pesawat yang modern sekarang ini umumnya menggunakan bahan composit sehingga bebannya lebih ringan, dan tentu berdampak pada penggunaan bahan bakar.
Baca juga: Serba-serbi Boeing 737, dari Ramai-ramai Dikandangkan hingga Adanya Retakan
Dan umumnya pesawat modern, imbuhnya lebih hemat bahan bakar, ramah lingkungan, dan lebih senyap.