KOMPAS.com - Banyak peristiwa yang terjadi sepanjang 2020 ini. Masyarakat biasanya mengakses sejumlah peristiwa penting atau yang terjadi kini melalui mesin pencarian seperti Google.
Terbaru, Google Indonesia merilis data Year in Search 2020, salah satu ketagorinya yakni terkait daftar utama Tren Penelusuran secara keseluruhan.
Head of Consumer Marketing Google Indonesia Fida Heyder mengatakan, Google Year in Search 2020 ini adalah melihat data satu tahun di Google.
Baca juga: Profil 7 Artis Indonesia yang Masuk Daftar Wanita Tercantik 2020
Dengan kata lain, melihat kembali apa yang orang-orang cari selama 2020 yang sedang trending.
"Jadi ini bukan data yang paling banyak dicari atau yang paling populer, tetapi yang trending. Berarti yang tahun ini tuh dicari jauh lebih banyak dari tahun sebelumnya," kata Fida dalam diskusi daring Google Year in Search 2020 di Google Meet, Selasa (8/12/2020).
Fida mengatakan, terdapat 9 kategori dalam Google Year in Search 2020, salah satunya adalah "Top 10 Trending Pencarian".
Baca juga: Google Ulang Tahun, Ini Profil Dua Pendirinya
Sebagai catatan, daftar ini tidak disusun berdasarkan tingkat popularitas hasil penelusuran.
Adapun data diperoleh berdasarkan penelusuran sampai dengan 30 November 2020.
Untuk melihat informasi lebih lanjut tentang Google Year In Search di dunia, dapat
mengunjungi
Baca juga: 5 Youtuber Terkaya di Dunia yang Mengelola Channel Game
Berikut sederet "Top 10 Trending Pencarian" di Google Indonesia 2020:
Kemunculan virus corona di China pada akhir 2019 lalu, membuat masyarakat Indonesia penasaran dan ingin mencari lebih jauh mengenai hal itu.
Buktinya, virus corona menjadi salah satu topik yang paling banyak dicari di Google Indonesia pada 2020 ini.
Walau diklaim telah muncul sejak 2019, virus corona baru terkonfirmasi ada di Indonesia pada 2 Maret 2020 lalu.
Baca juga: Kasus Terus Menanjak, Ini 11 Gejala Infeksi Covid-19 yang Harus Diwaspadai
Saat itu Presiden Joko Widodo mengumumkan adanya kasus 1 dan kasus 2 Covid-19 yang teridentifikasi pada seorang perempuan berusia 31 tahun dan ibunya yang berusia 64 tahun.
Jokowi mengatakan, kasus 1 terinfeksi virus corona dari warga negara Jepang yang sempat melakukan perjalanan ke Indonesia. Kasus 1 kemudian menularkan virus itu kepada ibunya, kasus 2.
Sembilan bulan pandemi Covid-19 berjalan di Indonesia, belum ada tanda-tanda bahwa penularan bisa dikendalikan. Trennya bahkan masih mengalami kenaikkan.
Baca juga: Soal Pengadaan Vaksin Covid-19 di Indonesia, Berapa Dana yang Dibutuhkan?
Berdasarkan data dari covid19.go.id hingga Selasa (8/12/2020) pukul 12.00 WIB, jumlah kasus Covid-19 di Indonesia saat ini mencapai 586.842 orang.
Dalam periode waktu yang sama, korban meninggal dunia akibat Covid-19 juga masih terus bertambah.
Total kasus kematian akibat virus corona kini mencapai 18.000 orang, terhitung sejak awal pandemi. Lalu, pasien Covid-19 yang dinyatakan sembuh kini totalnya mencapai 483.497 orang.
Baca juga: 5 Hal yang Perlu Diketahui soal OTG pada Covid-19
Topik mengenai pembatasan sosial berskala besar (PSBB) juga menjadi bahasan yang paling banyak dicari pada 2020.
Salah satu provinsi yang pertama kali menerapkan PSBB adalah DKI Jakarta.
Pemberlakuan PSBB di Jakarta sempat mengalami pasang surut sejalan dengan penurunan angka kasus sebelum dilaporkan kembali melonjak.
Perjalanan PSBB di Jakarta dimulai pada 4 April 2020. Saat itu, Anies mengirimkan usulan kepada Menteri Kesehatan, Terawan Agus Putranto, agar wilayah Jakarta dan sekitarnya diberlakukan PSBB.
Baca juga: Ramai soal Menkes Terawan, Kemenkes: Pak MK, Alhamdulillah Sehat
Ketika itu, surat usulan tidak langsung mendapat respons, hingga Anies kembali mengirimkan surat kepada Menkes karena merasa perlu memberlakukan pembatasan tersebut.
Pada 7 April 2020, izin dari Menkes itu pun keluar.
Pemprov DKI Jakarta selanjutnya mempersiapkan segala aturan terkait PSBB.
Setelah DKI Jakarta, beberapa wilayah lain juga menerapkan PSBB. Sebut saja Surabaya, Jawa Barat, Malang Raya, Makassar, Gorontalo, dan daerah-daerah lainnya.
Baca juga: PSBB Jakarta dan PSBM Jabar, Apa Bedanya?
Baca juga:
Kartu Prakerja merupakan salah satu program Jokowi dan Ma'ruf Amin yang menyasar peningkatan kompetensi kerja untuk mengatasi pengangguran.
Program ini sendiri sempat digaung-gaungkan Jokowi semasa dirinya menjalani masa kampanye tahun lalu.
Program tersebut pun telah menunai kontroversi sejak masa kampanye, hingga akhirnya diimplementasikan pada awal pertengahan tahun ini.
Kontroversinya terletak pada janji Jokowi bahwa pemegang kartu tersebut akan menerima gaji selama belum mendapat pekerjaan, serta dinilai membebani APBN.
Baca juga: Ruangguru Mundur dari Platform Digital Kartu Prakerja, Apa Dampaknya?
Namun setelah itu, Jokowi menegaskan bahwa program kartu pra kerja bukan menggaji pengangguran.
Adapun dalam proses pelaksanaannya, program Kartu Prakerja pun disorot oleh berbagai pihak, termasuk Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Komisi Antirasuah menilai ada beberapa penyimpangan yang terjadi dalam pelaksanaan program Kartu Prakerja.
Walau mengundang sejumlah polemik, Kartu Prakerja sejak diluncurkan 11 April 2020, pemerintah telah membuka 11 gelombang Kartu Prakerja.
Baca juga: Ruangguru Resmi Mundur dari Platform Digital Kartu Prakerja