优游国际

Baca berita tanpa iklan.

Berharap Realisasi dari Pidato Hari Guru Nasional Nadiem Makarim...

优游国际.com - 25/11/2019, 10:23 WIB
Luthfia Ayu Azanella,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Pidato Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim dalam memperingati Hari Guru Nasional (HGN) 2019 mendapatkan berbagai respons.

Hari Guru Nasional diperingati pada hari ini, Senin (25/11/2019).

Respons yang muncul beragam. Banyak yang merespons positif, ada pula yang memberikan catatan.

Naskah pidato yang dituliskan dalam 2 halaman itu dinilai mencerminkan sifat milenial yang tidak suka bertele-tele dan lebih menyukai aksi ketimbang teori dan birokrasi.

Apresiasi serupa juga disampaikan oleh Ketua Dewan Pengawas Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) Retno Listyarti.

"Isi pidato memberikan harapan perubahan, karena Menteri Nadiem berjanji akan berjuang untuk kemerdekaan belajar di Indonesia. Perjuangan yang sudah pasti tidak mudah," kata Retno melalui keterangan tertulisnya, Minggu (24/11/2019).

Baca juga: [POPULER TREN] 10 Formasi CPNS 2019 Nihil Pelamar | Ìsi Pidato Viral Nadiem Makarim

Meski demikian, lanjut Retno, konten pidato yang baik dinilai tidak cukup untuk mengatasi permasalahan guru yang ada dalam praktik kehidupan nyata di sekolah-sekolah seluruh Indonesia.

Mendikbud harus melanjutkannya dalam wujud kerja nyata, misalnya dengan membentuk regulasi.

"Bisa memulai dengan membuat Pemendikbud yang menghapus berbagai beban administrasi guru, sehingga para guru dapat lebih berkosentrasi memerhatikan dan mendampingi anak-anak didiknya belajar keragaman. Peserta didik dapat dilayani dengan baik oleh para guru, bukan di seragamkan," ujar Retno.

Selain fokus itu, Retno, yang juga menjabat Komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Bidang Pendidikan, menyoroti pidato Mendikbud soal "kemerdekaan belajar".

Menurut dia, kemerdekaan belajar menjadi hal yang harus dihadirkan dalam setiap ruang-ruang kelas.

"Kemerdekaan belajar harus dimulai dengan membangun budaya demokrasi di sekolah, saling menghargai perbedaan dan menghormati hak asasi manusia (HAM) setiap orang, siapapun dia, guru maupun murid dan seluruh warga sekolah," papar Retno.

Baca juga: Viral Pidato Nadiem Makarim soal Hari Guru Nasional, Ini Isinya...

Retno melanjutkan, menghargai HAM dapat diimplementasikan dengan cara meniadakan perundungan juga kekerasan fisik di lingkungan belajar, baik oleh pihak guru, murid, maupun wali siswa.

"Menghargai HAM berarti tidak mentolerir kekerasan atas nama mendidik dan mendisiplinkan peserta didik. Tidak ada hukuman fisik dan tidak ada sanksi yang bersifat kejam," ucap Retno.

"Tidak dibenarkan adanya kekerasan dan bullying di sekolah, baik dilakukan oleh kepala sekolah, guru, orangtua siswa dan peserta didik," tambahnya.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan.
Baca berita tanpa iklan.
Komentar
Baca berita tanpa iklan.
Close Ads
Penghargaan dan sertifikat:
Dapatkan informasi dan insight pilihan redaksi 优游国际.com
Network

Copyright 2008 - 2025 优游国际. All Rights Reserved.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses 优游国际.com
atau