"Nah, ini yang ditemukan di pesawat di Indonesia juga salah satu angkatan pertama 737 NG, jadi usianya memang sudah uzur," papar dia.
Menurutnya, keretakan yang terjadi pada pesawat Garuda Indonesia dan Sriwijaya Air terjadi pada bagian sambungan antara badan pesawat dengan sayap pesawat.
"Bagian di mana tubuh bertemu sayap itu kan ada seperti garpu yang menyambungkan sayap ke badan pesawat," ungkap dia.
Kemudian, pada umumnya maskapai-maskapai penerbangan ini seperti Garuda Indonesia biasanya mereka hanya menggunakan pesawat sampai umur 15 tahun.
"Setelah itu dijual, atau ditukarkan dengan pesawat yang lebih muda umurnya. Karena lebih efisien menggunakan pesawat-pesawat yang umurnya masih muda," kata dia.
Namun, ia mengapresiasi pihak Garuda Indonesia dan Sriwijaya Air karena telah melakukan maintenance dan quality control sesuai manual yang diterbitkan dari Boeing dan juga mematuhi edaran dari direktorat kelaiakudaraan dan pengoperasian pesawat udara.
Baca juga: INFOGRAFIK: Mengenal N250 Gatot Kaca, Pesawat Pertama Indonesia Karya Habibie