Pameran lukisan karya Yos Suprapto dengan tajuk “Kebangkitan: Tanah untuk Kedaulatan Pangan” tersebut sedianya digelar pada 19 Desember 2024 hingga 19 Januari 2025.
Namun, pameran itu harus ditunda karena adanya faktor teknis terkait kurasi yang dilakukan Suwarno Wisetrotomo.
Suwarno mengaku menolak beberapa lukisan Yos untuk ditampilakan karena karya itu dinilai tidak sesuai dengan tema pameran,
Lalu, siapa itu kurator Suwarno Wisetrotomo dan apa alasannya mundur dari pameran Yos Suprapto?
Profil kurator Suwarno Wisetrotomo
Suwarno Wisetrotomo lahir pada 10 Januari 1962 di Kulon Progo, DI Yogyakarta. Usianya kini 62 tahun.
Selain menjadi kurator di Galeri Nasional Indonesia Jakarta, Suwarno Wisetrotomo tercatat sebagai kritikus seni, seniman grafis, perupa, esais, serta dosen Seni Murni Fakultas Seni Rupa (FSR) Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta.
Dikutip dari laman FSR ISI Yogyakarta, Suwarno mulai tertarik pada dunia seni sejak kecil, berkat terinspirasi seniman-seniman besar seperti Affandi, Vincent van Gogh, dan Raden Saleh.
Ketertarikannya itu sampai membawa dirinya menjadi lulusan dari bidang pendidikan seni FSRD ISI Yogyakarta pada 1988.
Dia lalu lulus setelah menjalani studi di Program Studi Sejarah Pascasarjana dan Doktoral di Universitas Gadjah Mada (UGM) pada 2001 dan 2015 dengan gelar Ph.D.
Dalam menjalani kesehariannya, Suwarno mendapat pengaruh dari tokoh-tokoh ternama seperti Butet Kertaradjasa (teman seangkatan sejak SMA), Jim Supangkat, Siswanto HS, dan Prof Made Bandem.
Butet menginspirasi Suwarno untuk menulis esai seni. Kurator senior Jim Supangkat melibatkannya dalam berbagai kerja kurasi sehingga menumbuhkan sikap kritis dan tanggung jawab.
Kolektor seni Siswanto dilaporkan sering berdiskusi dengan Suwarno tentang karya seni dan pergulatannya. Sementara Prof Bandem memercayainya untuk berbicara di forum akademik.
Saat ini, karya-karya kuratorial Suwarno berada di tingkat nasional dan internasional.
Ia juga telah menulis banyak buku serta artikel ilmiah yang diterbitkan oleh jurnal nasional dan internasional.
Untuk tugas struktural, Suwarno tercatat menjadi Wakil Ketua Dewan Kebudayaan DIY dan anggota Dewan Kurator Galeri Nasional Indonesia.
Kiprah Suwarno dalam dunia seni, terutama seni rupa telah membawanya berkesempatan mendapat beberapa penghargaan. Itu termasuk Life Time Achievement Award (LTAA) 2024 dari Nandur Srawung, Taman Budaya Yogyakarta, dan Dinas Kebudayaan DI Yogyakarta pada 15 Agustus lalu.
Menurut Suwarno, dia mengusulkan tema “Kebangkitan: Tanah untuk Kedaulatan Pangan” untuk pameran tunggal Yos Suprapto.
"Yos Suprapto telah menghasilkan instalasi tanah dan sejumlah lukisan yang berasal dari riset yang memadai dan relevan untuk tema yang disepakati ini," ujar dia dalam rilis resmi yang diterima 优游国际.com, Jumat (20/12/2024).
Dalam pameran itu, dia menyoroti dua karya Yos Suprapto berjudul "Konoha I" dan Konoha II" yang menggambarkan opini seniman tentang praktik kekuasaan.
Lukisan "Konoha I" menggambarkan sosok "raja bermahkota Jawa" yang menginjak orang-orang dengan kawalan pasukan bersenjata.
Sementara "Konoha II" menggambarkan banyak orang yang menjilat pantat dan memohon ke sosok "raja bermahkota Jawa" di tengah protesan orang-orang lainnya.
Suwarno menyampaikan kepada Yos kalau dia menilai dua lukisan tersebut tidak sejalan dengan tema kuratorial pameran.
Dia meyakini keberadaan karya itu berpotensi merusak fokus seniman terhadap pesan yang dianggap sangat kuat dan bagus dari tema pameran tersebut.
"Menurut pendapat saya, dua karya tersebut ‘terdengar’ seperti makian semata, terlalu vulgar sehingga kehilangan metafora yang merupakan salah satu kekuatan utama seni dalam menyampaikan perspektifnya," jelas Suwarno.
"Saya tidak menyetujui dua karya tersebut untuk dipajang dalam pameran ini," tambahnya.
Perbedaan pendapat soal lukisan yang akan dipajang di pameran terjadi selama proses kurasi dimulai sejak Oktober 2024 hingga hari H pembukaan pameran pada Kamis (19/12/2024).
Walau demikian, Suwarno menyebut, Yos tetap ingin memamerkan dua karya tersebut.
"Karena tidak ada kesepahaman yang berhasil dicapai, saya menyampaikan kepada seniman, disaksikan rekan-rekan Galeri Nasional Indonesia, meski saya menghargai pendirian seniman, namun saya tetap memutuskan mundur sebagai kurator pameran," jelas Suwarno.
Dia pun mengundurkan diri dari pameran itu ke Yos Suprapto pada Senin (16/12/2024).
Menurut Suwarno, pengunduran dirinya sebagai kurator pameran tidak untuk menghentikan pameran Yos Suprapto.
Dia meyakini, seorang kurator bertanggung jawab terhadap kesesuaian antara tema yang disepakati dengan materi pameran.
"Bagi saya, sebagai seorang kurator, pendapat saya penting untuk dipertimbangkan oleh seniman," ungkap Suwarno.
/tren/read/2024/12/22/150200665/profil-kurator-suwarno-wisetrotomo-dan-alasannya-mundur-dari-pameran-yos