Pada saat itu, pertandingan antara tim tuan rumah Olympiacos yang menjamu tim sekotanya, AEK Athens diselenggarakan.
Tragedi tersebut tepatnya terjadi di tribun Gate 7, stadion tua Karaiskakis.
Gate 7 merupakan tribun utama dari kelompok pendukung Olympiacos, sehingga mereka menamai kelompoknya sebagai “Gate 7” atau “Thira 7”.
Bersama dengan Panathinaikos, ketiga tim tersebut merupakan tiga tim besar di Ibu Kota Yunani yang menjadi rival satu sama lain.
Dilansir dari GreekReporter, tragedi tersebut merupakan tragedi terbesar dalam sejarah sepak bola Yunani.
Tragedi tersebut menewaskan 21 orang, 20 orang yang merupakan pendukung Olympiacos dan 1 lainnya merupakan pendukung AEK Athens.
Pada saat pertandingan di hari kejadian, Olympiacos memimpin skor dengan skor 6-0 atas AEK Athens.
Kronologi kejadian
Dilansir dari TheFootballTimes, setidaknya 35.450 penggemar menghadiri pertandingan tersebut. Mayoritas pendukung Olympiacos.
Kedua tim menjadi pesaing utama untuk gelar liga Yunani pada saat itu yang hanya selisih dua poin di klasemen. Olympiacos menjadi pemuncak klasemen.
Pemain Olympiacos, Maik Galagos mencetak 3 gol dari 6 gol yang bersarang di gawang AEK Athens.
Pertandingan diadakan pada hari Minggu, pecinta sepakbola di Yunani menyebutnya sebagai “Sunday Football” atau “Sepak Bola Minggu” dalam bahasa Yunani.
Pertandingan pun berakhir, para pendukung Olympiacos merayakan kemenangan tersebut dengan memuji-muji pahlawan mereka.
Teriakan “O-lym-pia-Cos, O-lym-pia-cos” bergema di seluruh tribun.
Ratusan pendukung pun bergegas keluar dari Gate 7 menuju Gate 1. Nantinya, seluruh pemain juga akan keluar dan pulang melalui gate tersebut.
Para pendukung di Gate 7 menuju pintu keluar dengan tangga curam yang mengarah ke pintu putar keluar di stadion tua tersebut. Tragedi itu pun terjadi.
21 orang tewas dan korban luka berjatuhan
Banyak yang terpeleset dan jatuh di tangga, pintu keluar setengah tertutup. Puluhan pendukung terinjak-injak di tempat.
Polisi pun menjebol pintu putar yang menjadi penghalang.
19 orang meninggal di tempat, sedangkan 2 orang lainnya meninggal di rumah sakit. Puluhan korban mengalami luka-luka.
“Saya menyeret Spiros (temannya) seperti karung ke luar gerbang, dan menggendongnya,” ujar Manolis, salah satu pendukung yang temannya menjadi salah satu korban.
“Dia tidak merasakan apa-apa. Saya meletakkan kepalanya di dinding. Saya menangis. Saya menggendongnya, kepalanya tertunduk. Saya membawanya ke ambulans pertama yang saya lihat di depan saya, tetapi mereka memiliki dua lainnya di dalam,” kata Manolis.
“Saya berteriak: ‘bawa dia, bawa dia, tolong. Dia tidak berbicara, dia tidak bergerak, bawa dia!” lanjutnya.
Kemudian, ambulans mengantar Spiros ke rumah sakit, tetapi dia tidak dapat tertolong karena lukanya.
Penyelesaian kasus
Sekretaris Jenderal Olahraga saat itu, Kimon Kouloris, mengadakan pertemuan dengan keluarga korban.
Anggota Komite Pertandingan, direktur Olympiacos, dan otoritas kompeten lainnya juga hadir.
Biaya kompensasi disepakati, tetapi kasus tersebut tidak dibawa ke pengadilan sipil.
20 bulan setelahnya pada Oktober 1982, jaksa meminta agar kasus tersebut dibuka kembali.
Semua pihak yang terlibat dalam pertandingan tersebut, termasuk anggota komite, sekretaris jenderal olahraga, dan polisi yang menjaga keamanan dibebaskan dari tuduhan.
Stadion lama Karaiskakis akhirnya dihancurkan beberapa tahun kemudian untuk dibangun stadion baru.
Beberapa penggemar mengambil sepotong beton dari stadion lama untuk dijadikan pengingat tragedi tersebut.
Semua dari stadion lama dihancurkan.
Kecuali, pintu putar Gate 7 yang saat ini ditempatkan di luar Stadion Karaiskakis yang baru, disertai puluhan syal dan bendera untuk mengenang 21 korban.
Para penggemar, anggota keluarga korban, pemain, dan staf pelatih dari tim sepak bola dan bola basket berkumpul di sana setiap tahun untuk memberikan penghormatan.
/tren/read/2023/02/08/080100365/hari-ini-dalam-sejarah--tragedi-karaiskakis-yang-menewaskan-21-suporter