优游国际.com - Kasus sindikat uang palsu di kampus UIN Alauddin Makassar terungkap setelah adanya keinginan untuk memperluaskan jaringan ke Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat.
Andi Ibrahim, kepala Perpustakaan UIN Alauddin Makassar memerintah pegawai honorer UIN Alauddin Makassar, MB, untuk mencari jejaringan di Kabupaten Mamuju.
Atas perintah tersebut, MB menghubungi relasinya seorang Aparatur Sipil Negara (ASN) di
Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulawesi Barat (Sulbar) yang berinisial TA (52).
"Jadi pelaku MB ini menghubungi ASN inisial TA ini lewat telepon, MB meminta TA agar mencari orang yang mau beli uang palsu ini, kemudian TA ditawari bonus jika ada pembeli uang palsu itu," terang Kasi Humas Polresta Mamuju, Ipda Herman Basir di Kantor Polresta Mamuju, Selasa (17/2/2024), dilasir dari Tribunnews.com.
Baca juga: 2 Pegawai Terlibat Uang Palsu di UIN Alauddin, Ada Kepala Perpustakaan
Pelaku TA menjalankan perintah dari MB dengan mendatangi tukang jahit inisial IH yang berada di Mamuju, untuk menawarkan uang palsu itu.
"TA bilang ke tukang jahit ini IH, dia bilang siapkan uang Rp 10 juta dan akan dikembalikan Rp 20 juta. Uang itu dari Makassar (UIN Makassar). Akhirnya IH itu
menerima tawaran dari TA dan diserahkan lah itu uang palsu senilai Rp 20 juta," ujar Herman.
Selanjutnya Herman menuturkan, setelah berhasil melakukan transaksi uang palsu dengan tukang jahit tersebut.
MB kemudian memberikan uang (tanda terima kasih) kepada TA sebanyak Rp 1 juta.
Kemudian oknum ASN Pemprov Sulbar yang berinisial MMB diberikan uang palsu Rp 3,5 juta dan wiraswasta yang berinisial WY diberikan uang sebesar Rp 2 juta.
"Akhirnya uang itu beredar (dibelanjakan) di Mamuju ke toko-toko swalayan. Uang palsu beredar itu ada sekitar Rp 9 juta di Mamuju," jelas Herman.
Pengungkapan uang palsu ini setelah adanya laporan dari masyarakat.
Sumber:
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita 优游国际.com WhatsApp Channel : . Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.