优游国际

Baca berita tanpa iklan.
Salin Artikel

Sultan Dayalu atau Sultan Hidayatullah dari Ternate

Ia naik takhta di tengah krisis politik di Kerajaan Ternate akibat campur tangan bangsa Portugis.

Akibat tekanan dari Portugis, Sultan Dayalu bahkan memilih melarikan diri ke Tidore pada 1533.

Setelah menghimpun kekuatan, Sultan Dayalu berusaha melawan Portugis, tetapi meninggal dalam pertempuran.

Ditawan oleh Portugis

Sultan Dayalu adalah putra Sultan Bayanullah, raja Ternate periode 1500-1521.

Ia mewarisi takhta sang kakak, Sultan Abu Hayat II yang memerintah antara 1521 hingga 1529.

Pada masa pemerintahan Sultan Abu Hayat II, campur tangan Portugis di Kerajaan Ternate telah menimbulkan kebencian dari banyak pihak dan membuat situasi tidak kondusif.

Sultan Abu Hayat II yang belum cukup dewasa dan harus didampingi oleh wali, yakni Pangeran Taruwese atau Kaicili Darwis, tidak pernah benar-benar memerintah hingga akhir hayatnya pada 1529 karena menjadi tawanan Portugis.

Sama seperti sang kakak, Sultan Dayalu yang usianya masih belasa tahun, juga ditawan di dalam benteng kerajaannya sendiri.

Pangeran Taruwese, yang mulanya berpihak pada Portugis, akhirnya dieksekusi pada 1530 saat hubungan keduanya memburuk.

Melarikan diri ke Tidore

Meski ibu Sultan Dayalu merupakan putri sultan Tidore, hubungan Ternate dan Tidore tidak pernah harmonis dalam waktu yang lama.

Bahkan ketika Ternate bersekutu dengan Portugis, Tidore menjalin aliansi dengan Spanyol.

Ketika Spanyol telah terusir dari Nusantara dan keberadan Portugis dibenci rakyat Ternate, kerajaan-kerajaan di Maluku akhirnya bersatu.

Sepeninggal Pangeran Taruwese, Ternate bekerja sama dengan Tidore, Bacan, dan Kepulauan Papua untuk mendesak Portugis di Maluku.

Akibat desakan itu, Portugis akhirnya mau melepaskan Sultan Dayalu.

Namun, Sultan Dayalu menyadari keberadaanya belum aman, sehingga memutuskan untuk melarikan diri ke Tidore pada 1533.

Meninggal dalam pertempuran

Kepergian Sultan Dayalu mengakibatkan kekosongan kekuasaan di Kerajaan Ternate.

Portugis kemudian memaksa dewan kerajaan untuk mengangkat Tabariji, saudara tiri Sultan Dayalu, menjadi sultan Ternate.

Ketika Tabariji diangkat menjadi sultan, Sultan Dayalu berusaha membangun aliansi dengan penguasa Tidore, Bacan, dan Jailolo, untuk merebut kembali takhtanya dan mengusir bangsa Portugis.

Menjelang akhir tahun 1536, bangsa Portugis di Ternate mendapat kiriman bantuan dari Malaka.

Mereka kemudian menyerang aliansi Sultan Dayalu di Tidore di bawah pimpinan Antonio Galvao.

Dalam pertempuran itu, Sultan Dayal bertarung gagah berani dengan baju zirahnya.

Namun, Sultan Dayal terluka parah dan meninggal tidak lama kemudian.

Ketika Sultan Dayal meninggal pada 1536, Sultan Tabariji telah diasingkan oleh Portugis ke Goa di India.

Saat itu Kerajaan Ternate telah dipimpin oleh Sultan Khairun, yang mengobarkan perang terhadap bangsa Portugis.

/stori/read/2023/04/29/110000179/sultan-dayalu-atau-sultan-hidayatullah-dari-ternate

Baca berita tanpa iklan.

Terpopuler

1
2
3
4
5
Baca berita tanpa iklan.
Baca berita tanpa iklan.
Close Ads
Penghargaan dan sertifikat:
Dapatkan informasi dan insight pilihan redaksi 优游国际.com
Network

Copyright 2008 - 2025 优游国际. All Rights Reserved.

Bagikan artikel ini melalui
Oke